JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sragen Masuk Zona Merah Kemiskinan, Wagub Taj Yasin Sebut di Beberapa Desa Ada 400 KK Miskin 

Wagub Jateng, Taj Yasin saat berpose bersama Wabup Sragen ketika berkunjung di Mondokan, Sragen. Foto/Humas Jateng
   
Wagub Jateng, Taj Yasin saat berpose bersama Wabup Sragen ketika berkunjung di Mondokan, Sragen. Foto/Humas Jateng

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengaku terus menggenjot penurunan angka kemiskinan. Kabupaten Sragen menjadi salah satu prioritas penanganan karena masuk zona merah kemiskinan di Jateng.

Hal itu disampaikan Wagub Jateng, Taj Yasin saat mengunjungi Desa Kedawung, Kecamatan Mondokan, Sragen, Kamis (12/12/2019).

Ia menegaskan dalam skala provinsi, angka kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) membaik.

Menurutnya, program satu dinas satu desa binaan sejauh ini bisa menekan angka kemiskinan.

Namun tetap butuh peran masyarakat dan Pemerintah daerah untuk mengikis kemiskinan.

“Saat ini tercatat angka kemiskinan di provinsi Jateng mengalami penurunan menjadi 10,80 persen. Ini patut disyukuri karena sebelumnya yakni 11,19 persen.Itu data di tahun 2019 per maret. Untuk yang terbaru kami masih menunggu BPS,” papar Wagub.

Baca Juga :  Bikin Malu! Dua Pasangan Tak Resmi Terciduk Operasi Pekat Polres Sragen

Ia mengaku optimis jika langkah dan upaya yang dilakukan bisa menurunkan kemiskinan secara bertahap. Sejauh ini, Pemprov Jateng sudah mengevaluasi dan merasakan hasil dari langkah pemberdayaan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan lebih terfokus.

“Kemarin kami sudah merasakan efek langsung. Di sini pemberdayaan juga dilakukan di Desa Kedawung ada ternak itik, pemberdayaan yang lain,” terangnya.

Taj Yasin menyampaikan terkait pemberdayaan ini juga perlu bantuan pemerintah kabupaten.

Baca Juga :  Daftar Nama Calon Bupati Sragen 2024 Paling Kuat dan Terlemah Mulai Bermunculan di Masyarakat, Ini yang Paling Jadi Sorotan !

Salah satunya dengan mempermudah proses ijin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk produksi kecil. PIRT mempermudah mereka memasarkan hasil produksi.

Tapi akan lebih sulit jika  yang digunakan ternyata salah. Sehingga perlu data yang tepat dalam upaya peningkatan kesejahteraan.

“Saya mendapati di beberapa desa miskin ada 400 kk setelah diperbaiki ada 120an KK. Memang menurunkan, tapi itu masih banyak,” terangnya.

Dia menyampaikan jika angka kemiskinan bertambah, harus dipastikan data valid. Agar program pembinaan dapat tepat sasaran. Yasin menuturkan di Sragen ada 5 desa yang masuk binaan.

“Kita fokus di Kabupaten yang merah termasuk Sragen,” terangnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com