JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Ada Imbauan untuk Tidak Pulang Kampung Saat Corona, Pemudik Gunungkidul Malah Melonjak Tiga Kali Lipat

Ilustrasi sejumlah pemudik membawa barangnya saat tiba di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad, 9 Juni 2019. Pemudik memadati Stasiun Pasar Senen pada puncak arus balik Lebaran 2019 / tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Imbaun untuk tidak mudik untuk para perantau saat virus corona merajalela banyak dilakukan oleh kepala daerah. Tetapi para perantau saat ini malah banyak yang melakukan mudik atau pulang kampung lebih awal.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mencatat terjadinya lonjakan pemudik cukup signifikan yang masuk wilayahnya pada Minggu, (29/3/2020).

“Jumlah pemudik masuk (Gunungkidul) hari ini per pukul 12.50 WIB sebanyak 3.877 orang,” ujar Bupati Gunungkidul, Badingah, Minggu, 29 Maret 2020.

Lonjakan pendatang di tengah wabah Corona ini terbilang signifikan. Pasalnya, pada Kamis lalu data pendatang yang masuk wilayah ini masih di angka 1.188 orang. Saat itu, para pemudik terbanyak datang ke tiga kecamatan, yakni Playen, Nglipar, dan Semanu. Namun dengan lonjakan ini diperkirakan merambah lebih banyak ke kecamatan lain.

Baca Juga :  23 Orang Meninggal Selama Lebaran 2024

Ketua DPRD Kabupaten Gunungkidul, Endah Subekti, menuturkan jajaran pemerintah daerah sudah mengimbau kepada para perantau Gunungkidul agar sementara waktu tidak pulang ke kampung halaman di tengah wabah Covid-19 ini.

“Kami sudah melakukan komunikasi melalui teleconference dengan Ikatan Keluarga Gunungkidul, wadah perantau Gunungkidul), menghimbau supaya tidak pulang dan minta disampaikan kepada 18 koordinator kecamatan yang ada,” ujar Endah.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi menuturkan menghadapi lonjakan pemudik di tengah wabah Corona ini, pihak pemerintah daerah juga telah menyiapkan sejumlah prosedur untuk meminimalisasi potensi penularan.

Salah satunya berkoordinasi dengan seluruh elemen khususnya tingkat kecamatan untuk mendorong pemudik yang terlanjur datang melakukan karantina mandiri dalam masa 14 hari, serta memeriksakan diri jika mengalami gejala mengarah Corona.

Baca Juga :  Catat! 5 Kali Kaesang Tegaskan Erina Gudono Tak Maju di Pilkada Sleman 2024

Immawan menambahkan saat ini sudah ada 11 pos pemantauan kondisi para pemudik. Dua pos induk dibangun di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder dan di Kecamatan Semin. Sedangkan sembilan pos pantau lain disebar di sejumlah balai desa di Gunungkidul.

Sampai 29 Maret 2020 ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul mencatat jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) ada 14 orang dan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) ada 572 orang. Adapun pasien positif terjangkit Corona satu orang. Sebanyak dua orang PDP meninggal dunia, serta 10 orang PDP masih dirawat.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com