SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sebanyak empat siswa SMPN 16 Solo dilaporkan menunjukkan gejala panas setelah pulang dari study tour di Bali. Saat ini keempat siswa itu dalam pantauan intensif pihak Dinas Kesehatan Kota (DKK) setempat.
Meski belum menunjukkan tanda-tanda mengarah covid-19, keempat siswa itu juga akan dipantau oleh petugas kesehatan dari puskesmas terdekat sesuai domisili masing-masing.
Pemantauan empat siswa itu dibenarkan Kepala DKK Surakarta. Siti Wahyuningsih. Kepada wartawan, ia mengatakan keempat siswa itu memang dilaporkan dalam kondisi badannya panas.
Menurutnya, dimungkinkan kondisi itu terjadi karena kecapekan dan kurang minum setelah menempuh perjalanan jauh.
“Kami positif saja dulu. Mungkin mereka kurang minum atau bisa juga capek karena perjalanan jauh,” papar Siti ditemui di Balai Kota, Rabu (18/3/2020).
Pihaknya sudah meminta kepada keempat siswa untuk istirahat sementara di rumah. Kemudian petugas puskesmas yang memantau kondisi siswa tersebut harus melaporkan ke Puskesmas Ngoresan.
Hal itu dikarenakan SMPN 16 Surakarta berada di wilayah kerja Puskesmas Ngoresan. Siti menguraikan para siswa itu dipantau oleh petugas Puskesmas di wilayah domisili terdekat.
“Tapi nanti pelaporannya tetap di Puskesmas Ngoresan baru ke Dinas Kesehatan,” urainya.
Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengatakan sudah meminta petugas untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada semua siswa SMPN 16 Surakarta yang pulang study tour dari Bali.
Ia juga meminta yang batuk pilek, agar diperisakan ke dokter. “Tadi sudah kita minta diperiksa,” katanya.
Terpisah, Kepala SMPN 16 Surakarta, Sri Wulandari menambahkan ada 118 siswa kelas VIII ditambah delapan guru pendamping yang ikut study tour ke Bali.
Mereka tiba di Solo Rabu pagi dan semua telah diperiksa kesehatannya oleh tujuh petugas kesehatan dari Puskesmas Ngoresan.
“Setelah dicek tadi semuanya sehat,” katanya.
Sebelum berangkat Sabtu (14/3/2020) pagi, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan pengawas sekolah dan Dinas Pendidikan Kota Surakarta untuk memutuskan apakah study tour ditunda atau tetap diberangkatkan.
Namun karena orangtua siswa memaksa agar study tour tetap diberangkatkan, akhirnya sekolah tidak bisa berbuat banyak.
Kegiatan study tour itu pun tetap diberangkat di tengah kondisi Solo status KLB virus corona.
Ia juga meminta arahan terakhir Bu Kepala Dinas Pendidikan karena orangtua memaksa tetap berangkat.
“Akhirnya diberangkatkan. Secara kedinasan saya sudah mengimbau agar ditunda. Tapi orangtua menghendaki tetap lanjut. Dan saya pun sudah memikirkan kemudian dibenarkan oleh Ibu Kepala Dinas Pendidikan kalau memang orangtua menghendaki berangkat hari Sabtu itu harus ada surat pernyataan dan tanda tangan mereka,” katanya menegaskan. Prihatsari/Wardoyo