JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

2 Jalan Menuju Rumah Warga Positif Covid-19 di Mojomulyo Sragen Dilockdown Total. Warga Pasangi Palang, Tapi Gang Lain Mulai Dibuka

Palang dari tangga bambu dan rambu dilarang masuk terpasang di dua jalur di gang Mojomulyo, Sragen. Foto/Wardoyo
   
Palang dari tangga bambu dan rambu dilarang masuk terpasang di dua jalur di gang Mojomulyo, Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Sejak dinyatakan positif covid-19, akses jalan menuju rumah warga terpapar positif covid-19 di Mojomulyo, Sragen ditutup total.

Dua jalur masuk ke rumah warga di gang 9 itu ditutup total pakai palang sejak Selasa (14/4/2020) pagi. Penutupan dilakukan oleh warga dengan memasang palang bambu dari dua arah.

Pantauan JOGLOSEMARNEWS.COM , palang itu ditutup mulai dari akses masuk sebelah timur dari jalan raya, dan di sebelah barat rumah milik pasien terpapar covid-19 itu.

Situasi rumah yang berada nomor dua dari jalan raya tersebut juga tampak sepi.

“Jalan masuknya dari dua arah ke rumahnya (pasien positif) ditutup tadi pagi ham 09.00 WIB. Warga yang nutup Mas, biar nggak ada orang keluar masuk ke rumah itu. Karena sudah ada pemberitahuan bahwa penghuninya ada satu yang sudah positif. Warga hanya jaga-jaga saja,” ujar Kukuh, warga Mojomulyo RT 2/10, yang berdomisili di seberang jalan rumah pasien positif.

Ia menuturkan kabar adanya satu warga positif itu memang sempat membuat kalangan warga di Kampung Mojomulyo sempat panik.

Namun setelah ada pengarahan, kepanikan warga mulai mereda. Sempat terjadi penutupan gang-gang di beberapa akses masuk ke wilayah RT-RT di sekitar Mojomulyo, namun kemudian dibuka oleh aparat.

“Awalnya kemarin begitu ada berita satu warga positif, semua gang langsung ditutupi. Tapi sama bupatinya katanya nggak boleh, akhirnya terus dibuka. Kalau ditutupi semua warganya arep lewat ngendi kan malah mesakne. Akhirnya yang ditutup tinggal yang menuju rumah pasien positif itu saja. Tujuannya biar nggak ada keluar masuk ke radius rumah itu. Ya untuk keamanan semuanya lah Mas. Kalau orangnya (pasien positif) sebenarnya bagus dan sering bersosialisasi dengan masyarakat juga,” tuturnya.

Baca Juga :  Dua Kali Panen Padi Melimpah Dan Harga Jual Tinggi, Pemerintah Desa Bedoro Sragen Akan Menggelar Sholawat Bersama Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf. Bentuk Rasa Syukur Pada Allah

Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati di ruang kerjanya, Selasa (14/4/2020) siang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Hargiyanto, mengatakan dari tindaklanjut setelah hasil tes swab 2 warga positif, tim sudah bergerak melakukan pelacakan atau tracking.

Pelacakan dilakukan terhadap orang yang sempat melakukan kontak erat dengan kedua pasien positif berjenis kelamin perempuan berusia 47 tahun dan pasien positif berjenis kelamin laki-laki berusia 39 tahun itu.

‘Hasilnya ada 12 orang yang didata sempat melakukan kontak sangat erat. Dari 12 itu kemarin sudah dilakukan rapid test dan hasilnya ada dua positif dan 10 negatif,” papar Bupati.

Bupati Yuni menguraikan dua yang rapid testnya positif itu semuanya masih anak-anak. Yang satu anak balita berusia 1 tahun empat bulan, yang merupakan putra dari pasien positif laki-laki.

Satunya lagi adalah seorang anak berusia 7 tahun yang diketahui merupakan cucu dari pasien positif perempuan.

“Saat ini kondisinya yang anak 1,4 tahun itu dalam keadaan batuk tapi tidak disertai demam dan pneumonia. Yang usia 7 tahun, dia sehat dan tidak ada keluhan klinis apapun,” terang Yuni.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

Kedua anak itu tetap akan kembali dirapid test dalam beberapa hari ke depan. Setelah itu mereka juga akan dilakukan tes swab dengan dasar hasil rapid test tersebut.

Sebagai tindaklanjut hasil rapid test 2 anak positif itu, pihaknya sudah berdiskusi dengan Tim Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tentang alur bagan tata laksana penanganan anak terduga covid-19.

Hasilnya, dari bagan tata laksana, didapatkan kesimpulan jika ada anak terduga covid-19 tidak menunjukkan gejala mengarah pneumonia maka penanganannya adalah dengan isolasi mandiri.

Selama isolasi mandiri diperhatikan kecukupan gizinya, pakai masker dan berperilaku hidup bersih sehat.

Tapi apabila dalam perkembangannya nanti ada gejala disertai pneumonia, maka harus dirawat di rumah sakit.

“Tadi dari IDAI juga menyampaikan bahwa tingkat kematian atau mortality rate kasus covid-19 pada anak sangat rendah. Kemudian anak dengan covid-19 tidak akan bisa menularkan pada orang lain baik itu usia anak maupun usia dewasa,” terangnya.

Sementara, terhadap 10 orang dengan kontak sangat erat dan negatif saat dirapid rest, Bupati memastikan mereka tetap harus melakukan isolasi mandiri.

Pemkab dan tim medis akan terus melakukan pemantauan guna memastikan perkembangannya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com