SUKABUMI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bocah kecil berinisial M.AS berusia 2 tahun 8 bulan asal Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantar Gadung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat meninggal setelah tak sengaja meneguk cairan disinfektan.
Sebelumnya bocah malang tersebut sempat dirawat di RS Palabuhanratu Sukabumi.
Humas RSUD Palabuhanratu Bili Agustian mengatakan, korban meninggal dunia sekitar pukul 22.48 WIB, Senin (20/4/2020).
“Pasien diduga keracunan yang masuk ke RS Palabuhanratu inisial M.AS usia 2.8 tahun masuk IGD Senin (20/4/2020) pukul 13.00 WIB. Kondisi pada saat masuk IGD lemah penurunan kesadaraan. Pengakuan keluarga pada saat masuk IGD anak tersebut meminum cairan desinfektan. Meninggal tanggal 20 April 2020 jam 22.48 WIB. Untuk diagnosa terakhir silahkan menayakan ke pihak keluarga,” kata Humas RSUD Palabuhanratu Bili Agustian.
Sebelumnya diberitakan, kejadian tersebut terjadi setelah orang tua korban bernama Sihabudin mengambil cairan disinfektan dari BPBD yang akan digunakan untuk menyemprot masjid yang berjarak sekitar 10 meter dari tempat tinggalnya.
Sisa cairan di dalam botol air mineral ia simpan di bawah kursi di dalam rumahnya.
“Saya sedang menyemprot di masjid dekat rumah, sisa cairan di dalam botol air mineral saya simpan di bawah kursi, saat itu anak saya pulang main diantar sama eyangnya, mungkin dia haus, dia bilang ke eyangnya, eyang aa mau minum, langsung ambil sisa cairan disinfektan di dalam botol, sempat dilarang sama eyangnya, akang jangan, dia tetap minum, enggak banyak minumnya, di situ istri saya kaget, bilang ke saya ini kenapa wajahnya pucat,” ujar Sihab kepada awak media di RSUD Palabuhanratu. Senin (20/4/2020).
Sebelum dibawa ke RS, ia mengatakan, putranya sempat diberi minum minyak sayur untuk memancing cairan disinfektan yang telah diteguk anaknya keluar.
Setelah dipancing dengan minyak sayur putranya sempat muntah.
Namun, karena kondisi putranya lemas, Sihabudin langsung membawanya ke RSUD Palabuhanratu.
“Sebelum dibawa ke rumah sakit sempat dipancing pakai minyak sayur, sempat muntah. Karena kondisinya masih lemas akhirnya saya bawa ke rumah sakit, kata petugas medis perlu dirawat di ruang PICU dan ada di rumah sakit Bunut (RSUD R Syamsudin SH) dan Hermina, tapi katanya dua RS itu penuh saya kebagian antrian nomor 3 di Bunut, nunggu keputusan jam 21.00 WIB,” ujar Sihabudin.