
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWA.COM –
Penangkapan twrhadap eks Sekretaris Mahkamah Agung (MA), Nurhadi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di mata Masyarakat Anti Korupsi (MAKI) bukanlah sebuah prestasi.
MAKI malah mengklaim sudah tahu lama tentang keberadaan Nurhadi, mantan sekretaris MA tersebut.
“Mengenai lokasi penangkapan, hanya bisa memberikan gambaran bahwa pertengahan puasa, kami telah memberikan informasi keberadaan properti yang diduga ditempati menantunya di daerah Simprug,” ujar Koordinator MAKI Boyamin Saiman melalui keterangan tertulis, Selasa (2/6/2020).
Diketahui, KPK menangkap Nurhadi dan menantunya Rezky Hebriyono, Senin (1/6/2020). Dalam penangkapan tersebut, penyidik KPK juga ikut membawa istri Nurhadi, Tin Zuraida. Ia sebelumnya kerap mangkir saat KPK mengagendakan pemeriksaan.
KPK menetapkan Nurhadi dan menantunya sebagai tersangka suap dan gratifikasi untuk memainkan sejumlah perkara di Mahkamah Agung sejak 6 Desember 2019.
Keduanya dituding menerima suap berupa 9 lembar cek dari PT Multicon Indrajaya Terminal dan duit Rp 46 miliar.
Selain mereka, KPK juga menjerat Direktur PT Multicon Indrajaya Terminal Hiendra Soenjoto dengan pasal pemberi suap. Ketiganya lalu menjadi buron.
Sebelum tertangkap, Tim KPK memburu Nurhadi dan dua tersangka lain di sejumlah daerah.
Lembaga antirasuah bahkan sempat memburu Nurhadi hingga ke Tulungagung, rumah mertua Nurhadi di Jalan Ade Irma Suryani nomor 10A RT 01 RW 04 Kelurahan Sembug, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, pada Februari lalu.