SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Penyebaran virus corona masih berlangsung di masyarakat. Pemerintah telah memberlakukan kondisi New Normal yang kemudian direvisi dengan nama Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Hanya saja, penerapan ketentuan dan aturan dalam protokol kesehatan di masa New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru sering disalahartikan masyarakat sebagai kondisi yang sudah normal. Banyak juga warga masyarakat yang tidak memahami secara utuh.
Dari kondisi tersebut, maka ancaman penularan Covid-19 di tengah masyarakat masih sangat besar. Masyarakat pun banyak yang beraktivitas dengan serampangan, mengabaikan penyakit Covid-19 dan tidak mengindahkan protokol kesehatan. Apalagi Kota Solo juga terus bertambah jumlah penderita yang positif tertular Covid-19.
Berdasar keprihatinan tersebut, Komandan Kodim 0735 Surakarta, Letkol Inf Wiyata Aji Sempana menggandeng berbagai elemen masyarakat untuk melakukan gerakan mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang ketentuaan-ketentuan protokol kesehatan dalam fase Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) agar penularan virus corona bisa dicegah.
Gerakan yang digalang Kodim 0735 Surakarta bersama elemen masyarakat tersebut diberi nama #SOLOTANGGUH. Lewat gerakan #SOLOTANGGUH ini, para relawan akan mengajak masyarakat menjalani aktifitas di masa AKB dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Kita namakan gerakan ini Solotangguh dengan harapan, masyarakat Solo benar-benar tangguh dalam menghadapi Covid-19. Lewat Solotangguh kita amplifikasi kegiatan-kegiatan dan ajakan-ajakan untuk menjalani protokol kesehatan mencegah penularan Covid-19. Ajakan kepada masyarakat akan dilakukan lewat beragam medium dan momentum yang narasinya disesuaikan dengan target sasaran. Caranya juga macam-macam sesuai dengan target di lapangan. Sehingga, masyarakat dapat kembali menjalankan aktivitas ekonominya dengan aman dan sehat,” ungkap Wiyata Aji.
Gerakan SOLOTANGGUH dilaunching Jumat (17/7/2020) di Aula Kodim 0735 dengan dihadiri perwakilan sejumlah elemen. Gerakan ini mengajak berbagai elemen masyarakat mulai kalangan pemerintahan, parlemen, KADIN dari kalangan pengusaha, KNPI dari kalangan pemuda, PWI dari kalangan pewarta, pendidik, anak-anak milineal, para influencer, pegiat media sosial dan lainnya.
Dengan memanfaatkan media digital dengan penggunaan hashtag #SoloTangguh, gerakan ini mengajak masyarakat untuk ikut mendukung melalui kanal instagram, facebook, twitter dan youtube.
Sebagai bentuk dukungan, masyarakat diminta berpartisipasi dengan cara posting Twibbon #SoloTangguh di media sosial yang dapat diakses pada link bio instagram @SoloTangguh.
Masyarakat juga dapat menunjukkan dukungan dan komitmen dalam melaksanakan protokol kesehatan dengan menuliskan hashtag #SoloTangguh pada bio media sosialnya masing-masing. #SoloTangguh juga mengajak masyarakat untuk menunjukkan partisipasinya dengan cara upload foto atau video aktivitas dengan protokol kesehatan dan mention @solotangguh.
“Kami ajak masyarakat mendukung gerakan #SOLOTANGGUH melalui media sosial masing-masing. Dukungan itu diwujudkan dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik dan benar. Foto maupun videonya bisa diunggah dengan hastag ini. Harapannya bisa menginspirasi banyak orang, sehingga kebiasaan baru ini bisa diadaptasi lebih cepat,” katanya.
Solotangguh juga menyiapkan Posko Sambat Corona. Posko ini akan dilengkapi layanan konsultasi dari berbagai bidang, sehingga bisa meringankan dan mencarikan solusi yang dihadapi masyarakat. Posko berada di Mako Kodim 0735 Surakarta.
“Dari sini nanti kami harapkan bisa menampung permasalahan masyarakat. Dan kemudian akan kami teruskan ke instansi terkait dan pemerintah untuk mencarikan solusi terbaik,” ujar Wiyata.
Koordinator #SOLOTANGGUH Apriza Rizaldi Naim menerangkan, social movement ini bakal menjadi gerakan bersama yang lebih masif untuk membudayakan protokol kesehatan di era new normal, serta menghadirkan konten inspiratif agar masyarakat tetap produktif di masa sulit seperti sekarang.
“Walau pandemi, ekonomi harus tetap berjalan dengan adaptasi kebiasaan baru secara cepat, tepat, benar, dan masif. Makanya perlu banyak dukungan berbagai pihak, khususnya pegiat media sosial, media mainstream, dan pemerintah,” katanya.
Anas Syahirul, Ketua PWI Surakarta yang juga salah satu penggagas gerakan ini menambahkan, #SOLOTANGGUH ini juga sebagai jembatan di antara warga masyarakat yang tidak satu frekuensi dalam memahami protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Masing-masing pihak punya narasi yang berbeda tentang New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sehingga sering mengakibatkan kesimpangsiuran di tengah masyarakat.
“Solotangguh mencoba menjadi simpul dari beragam narasi tersebut. Misalnya, temen-teman relawan #SOLOTANGGUH membuat narasi protokol kesehatan untuk penyembelihan hewan kurban. Lalu kita juga menggandeng komunitas penggemar sepeda dan kemudian pesan-pesan yang juga cocok dengan bahasa orang sepeda, atau gandeng komunitas anak-anak remaja maka kita buat narasi yang cocok dengan anak remaja, dan seterusnya,” paparnya. (Prabowo)