JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Magelang

Digelar Sederhana Penuh dengan Pembatasan, Nyadran Sewu Kupat di Temanggung Berlangsung Khidmat

Pelaksanaan Nyadran Sewu Kupat di Dusun Gedongan, Desa Ngemplak Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung. Istimewa. Foto: Humas Pemprov

TEMANGGUNG, JOGLOSEMARNEWS.COM — Penyelenggaraan tradisi Nyadran Sewu Kupat atau Sadranan Seribu Ketupat di Kecamatan Temanggung tahun ini berlangsung khidmat. Meski pelaksanaannya digelar berbeda akibat pandemi covid-19, perayaan tradisi sebagai ungkapan rasa syukur warga atas limpahan hasil panen berlangsung secara sederhana.

Warga Dusun Gedongan, Desa Ngemplak Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung mengadakan acara Nyadran Sewu Kupat atau Sadranan seribu ketupat sebagai ungkapan rasa syukur warga atas limpahan hasil panen pada Jumat (7/8/2020) lalu dengan mengedepankan disiplin protokol kesehatan.

Baca Juga :  Blaar! Ledakan Mercon di Magelang Tewaskan Seorang Warga,  Porakporandakan 11 Rumah

Nyadran Sewu Kupat rutin diadakan setiap tahun pascapanen raya desa, dan jatuh pada Jumat Kliwon. Meskipun masih berada di masa pandemi covid-19, warga Desa Ngemplak tetap menjalankan prosesi sadranan tersebut, namun hanya untuk kalangan terbatas atau warga lokal.

Perwakilan Panitia Nyadran Sewu Kupat yang juga Kepala Urusan Umum Desa Ngemplak Sartono menuturkan, pada tahun sebelumnya arak-arakan dimulai dari depan Masjid Gedongan sampai Kali Dawuhan, dengan membawa tiga buah gunungan berisi hasil bumi dan ketupat. Gunungan dipikul menggunakan tandu oleh warga yang memakai pakaian tradisional, seperti surjan dan blangkon, diiringi warga lain yang juga membawa ketupat menuju tempat prosesi ritual sadranan.

Baca Juga :  Wajah Penyanyi Pop Jawa Asal Magelang, Woro Widowati Muncul di Times Square New York

Namun, tahun ini ritualnya lebih disederhanakan dengan meniadakan arak-arakan, dan warga langsung menuju ke lokasi dengan pakaian sehari-hari. Kendati begitu, prosesinya berjalan hikmat.

“Jadi sesederhana mungkin, tetapi hajat yang ada di sini tidak mengurangi dari tahun-tahun sebelumnya, terutama jumlah dan jenis sesaji,” imbuh Sarto.

Sarto berharap, generasi muda terus melestarikan tradisi sadranan ini.

Halaman selanjutnya »

Halaman :  1 2 Tampilkan semua
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com