JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemerintah Indonesia dituding telah menerapkan kebijakan herd immunity dalam penanganan Covid-19 di Tanah Air. Tudingan itu disebut datang dari media asing.
Menjawab tuduhan itu, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito membantah tegas. Menurutnya langkah pencegahan penyebaran virus corona di Indonesia sejak awal dilakukan secara hati-hati.
Tak hanya itu, Wiku juga mengatakan, perkembangan data dan penanganan pasien pun dilakukan secara ketat dan termonitor.
“”Saya paham bahwa ada anggapan kebijakan tidak ada lockdown itu berarti herd immunity. Itu salah. Mitigasi Covid-19 ini dilakukan secara hati-hati dan dimonitor dengan ketat,” kata Wiku saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Kamis (6/8/2020).
Dikutip dari sebuah paparan di situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), herd immunity adalah perlindungan relatif dari kelompok populasi yang dicapai dengan mengurangi atau memutus rantai penularan agen infeksi, karena sebagian besar popular resisten terhadap infeksi melalui imunikasi atau infeksi secara alami sebelumnya.
Pada level individu, kondisi herd immunity disebut sebagai adaptive immunity. Hal ini bisa dicapai dengan dua cara, yakni infeksi secara alami atau dengan imunisasi (vaksin).
Seperti diketahui, tren penambahan kasus positif harian Covid-19 terus menunjukkan kenaikan dan belum terlihat ada tanda-tanda tren penurunan kasus harian.
Perkembangan terakhir pada Kamis (6/8/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai angka 118.753, bertambah 1.882 kasus dari hari sebelumnya.
Penambahan itu didapat dari DKI Jakarta yang mencatatkan 556 kasus positif baru, Jawa Timur bertambah 286 kasus, Sulawesi Selatan tambah 182 kasus, Jawa Tengah tambah 115 kasus, dan Sumatra Utara tambah 86 kasus.
Sementara dari total jumlah kasus positif itu, 75.645 di antaranya dinyatakan sembuh, sementara 5.521 orang meninggal dunia.