SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Ledakan kasus corona virus atau covid-19 di Sragen pada Senin (17/8/2020), membuat Pemkab mulai berfikir ulang terkait beberapa kebijakan menyangkut kegiatan publik.
Salah satunya wacana pembukaan kembali sekolah tatap muka. Wacana pembukaan sekolah tatap muka yang sedianya direncanakan 31 Agustus 2020 berpeluang dikaji kembali.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengisyaratkan ledakan kasus covid-19 kemarin memang menjadi dasar kajian beberapa sektor. Di dunia pendidikan, ia meminta dinas melakukan semacam penanyaan kepada wali murid untuk dua opsi apakah tatap muka atau belajar dari rumah.
“Tadi juga ada evaluasi untuk di bidang pendidikan. Bidang pendidikan saya minta dinas pendidikan untuk minta konfirmasi dari orang tua murid. Nanti anaknya yang setuju untuk dilakukan tatap muka tanda tangan. Yang tidak setuju ya tanda tangan juga biar daring di rumah,” paparnya, Selasa (18/8/2020).
Bupati Yuni menjelaskan dari hasil pertanyaan itu, nantinya akan dilakukan kajian. Yang setuju dilakukan tatap muka maka biar berjalan dengan sekolah tatap muka.
Sementara, yang tidak setuju dengan tatap muka di sekolah, maka tetap belajar daring dari rumah.
Menurutnya, selama ini toh tetap dilakukan pembelajaran daring dengan sistem yang sudah berjalan saat ini.
“Yang sudah jalan kan tidak setiap hari sekolahnya (masuk). Hanya tiga hari, sekali masuk hanya 4 jam. Jadi tidak berisiko pasti. Tapi kita tetap bisa mengakomodir,” tuturnya.
Sebelumnya, Bupati sempat mengatakan dari hasil analisa dan berbagai pertimbangan, Pemkab memutuskan rencana pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan Senin (31/8/2020).
Namun ia menekankan agar sekolah harus benar-benar siap agar tidak sampai menjadi klaster baru penyebaran covid-19.
“Kita siapkan secara detail. Nanti tanggal 31 Agustus kita siapkan untuk anak-anak masuk sekolah tatap muka,” paparnya kepada wartawan, Jumat (14/8/2020) pekan lalu.
Bupati menguraikan teknis tatap muka nanti tetap masuk ke sekolah namun siswa tidak masuk penuh dalam sepekan. Sekolah tatap muka maksimal dalam seminggu masuk tiga kali karena untuk pelaksanaanya digilir.
Selama pelaksanaan, siswa yang masuk hanya setengah dari kapasitas kelas. Selain itu waktu pelajaran dipersingkat hanya 4 jam setiap sesi. Lantas bagi siswa yang tidak masuk tetap menerima materi melalui daring.
”Tetap kombinasi antara tatap muka dan daring,” urainya.
Pembukaan KBM tatap muka itu akan diterapkan untuk siswa mulai dari jenjang PAUD, SD hingga SMP. Guna menunjang pembelajaran yang aman, sekolah diwajibkan mempersiapkan perangkat untuk menunjang protokol kesehatan.
“Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen sudah berbelanja untuk barang-barang penunjang seperti masker, Hand sanitizer, disinfectan maupun sabun cuci tangan untuk anak-anak sekolah,” imbuhnya. Wardoyo