JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Semarang

Komoditas Kedelai di Grobogan Jadi Prioritas, Kecamatan Ngaringan Jadi Sentral

Ilustrasi tanaman kedelai, Pixabay
   

GROBOGAN, JOGLOSEMARNEWS.COM — Wilayah Kabupaten Grobogan menjadi wilayah penghasil kedelai terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data yang dihimpun, kontribusinya mencapai 30 persen untuk Jawa Tengah dan 4,9 persen untuk kebutuhan nasional.

Penting untuk diketahui, wilayah Kecamatan Ngaringan merupakan salah satu Kecamatan penghasil kedelai terbesar di Grobogan. Para petani disana menanam kedelai dengan menerapkan sistem Tanpa Olah Tanam (TOT).

Biasanya setelah panen padi, petani langsung sebar benih. Hal ini untuk menghemat biaya tenaga kerja tanam dan lebih efisien. Petani di Ngaringan menanam kedelai pada awal Agustus lalu hingga akhir musim tanam (MT) III ini terdapat tanaman kedelai seluas 535 hektare (ha) di Kecamatan Ngaringan. Terdiri dari Desa Belor 196 ha, Desa Ngarap-arap 209 ha, dan Desa Tanjungharjo 130 ha. Varietas yang ditanam Varietas Grobogan, Gepak Ijo dan Anjasmoro.

Direktur Aneka Kacang dan Umbi Amirudin Pohan menyatakan pertumbuhan tanaman kedelai di Kecamatan Ngaringan saat ini cukup memuaskan sehingga perkirakan produktivitasnya tinggi. Saat ini kebutuhan kedelai nasional sangat besar kita tidak bisa terus-menerus memenuhi kebutuhan kedelai tersebut dengan mengimpor kedelai dari luar negeri.

Baca Juga :  Golkar Dorong Pasangan Ahmad Luthfi – Wihaji dalam Pilgub Jateng Nopember Mendatang

“Kedelai lokal adalah solusi terbaiknya untuk itu salah satu upaya yang kami lakukan adalah mengembangkan korporasi petani kedelai, dimana nantinya petani dapat secara mandiri meningkatkan kualitas pertanaman sampai dengan Kerjasama yang solid dalam pemasaran hasil yang tentunya akan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,” jelas Amir.

Amir mengaku bangga dengan semangat petani kedelai di Kecamatan Ngaringan. Oleh karena itu, Kementan akan terus mengawal agar produksi kedelai tercukupi melalui program-program pemerintah, baik dari Pusat maupun daerah.

“Melalui pengembangan korporasi ini, petani dapat mengelola usaha budidaya kedelai secara komprehensif mulai dari hulu sampai hilir, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraanya,” cetus Amir.

Sementara itu Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi menjelaskan penumbuhan dan pengembangan korporasi petani diyakini mampu mewujudkan kelembagaan ekonomi petani yang bersifat korporasi (badan usaha) di kawasan pertanian. Hal ini bertujuan untuk menjadikan petani berdaulat dalam mengelola keseluruhan rantai produksi usaha tani. Petani tidak hanya berdaulat dalam pengelolaan on farm tetapi juga pengolahan atau off farm dan pemasaran hasil usaha tani.

Baca Juga :  Komplotan Perampok Spesialis Toko Emas Bersenpi Dibekuk Polda Jateng Setelah Ditembus Timah Panas

“Seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus bahu membahu untuk aktif turun membantu petani dalam mengembangkan korporasi petani kedelai ini,” katanya.

Suwandi menegaskan hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk bahwa pengembangan komoditas pertanian seperti kedelai, jagung dan komoditas perkebunan seperti kelapa harus dikelola dengan model korporasi petani. Semua pelaku usaha mendapat manfaat dari program ini terutama peningkatan kesejahteraan petani.

“Petani memperoleh layanan sarana produksi dan modal, terlindungi asuransi dan ada kepastian pasar dan jaminan harganya,” terang dia. Ris|Satria Utama

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com