JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Bikin Pilu, Juragan Penebas Padi Bunuh Diri Tinggalkan 2 Anak Masih Kuliah dan SMP serta Satu Masih Bayi. Bapaknya Langsung Histeris Lihat Korban Sudah Tak Bernyawa

Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo saat memimpin olah TKP korban gantung diri di Desa Jetak, Sabtu (31/10/2020) dinihari. Foto/Wardoyo
ย ย ย 

 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Aksi bunuh diri yang dilakukan Nur Wahdiyanto (49) warga Dukuh Jetak Kalang, Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen Sabtu (31/10/2020) dinihari, menyisakan cerita tragis.

Korban yang berprofesi juragan penebas padi dan penyalur air jeriken itu meninggalkan keluarga dan tiga anak. Menurut keterangan tetangga, almarhum meninggalkan tiga anak dengan dua di antaranya masih kuliah dan sekolah.

“Anaknya tiga. Yang paling besar masih kuliah, yang kedua SMP dan yang paling kecil masih bayi belum ada setahun,” papar Anto, tetangga korban, kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (31/10/2020).

Tak heran, kepergian tragis Nur, menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Bahkan ayahnya sempat histeris saat kali pertama menyaksikan putranya sudah tak bernyawa dalam kondisi menggantung di blandar rumah.

Baca Juga :  Patroli Presisi Polres Sragen Jaga Keamanan Kantor KPU dan Bawaslu Jelang Penetapan Presiden Terpilih 2024

Pria paruh baya itu ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Dukuh Jetak Kalang RT 2/2, Desa Jetak, Sidoharjo.

Data yang dihimpun di lapangan, korban ditemukan sekitar pukul 03.30 WIB. Bapak tiga anak itu ditemukan kali pertama oleh bapaknya, Sugeng Sutodikromo (74).

Nur ditemukan menggantung di blandar rumah belakang dengan selendang biru. Menurut keterangan saksi, dinihari pukul 03.30 WIB itu, ia terbangun dan hendak ke belakang.

Saat membuka pintu rumah belakang, ia kaget mendapati anaknya itu sudah meregang nyawa. Korban meninggal dengan posisi tergantung dan lidah menjulur di blandar.

Baca Juga :  Geger, Petani di Desa Baleharjo Sragen Tewas Kesetrum Listrik di Area Persawahan Dengan Kondisi Mengenaskan

“Korban kali pertama ditemukan bapaknya sendiri. Kemudian saksi berteriak minta tolong sehingga warga datang dan membantu mengevakuasi korban. Kemudian lapor ke Polsek,” papar Kapolsek Sidoharjo, AKP Agung Ari Purnowo mewakili Kapolres AKBP Yuswanto Ardi, Sabtu (31/10/2020).

Dari hasil pemeriksaan fisik oleh tim Inafis dan tim medis Puskesmas, tidak ditemukan tanda kekerasan atau penganiayaan di tubuh korban.

Karena keluarga menolak dilakukan otopsi, jenazah korban selanjutnya diserahkan kepada kerabat untuk dimakamkan.

Perihal penyebab aksi nekat tersebut, Kapolsek mengaku masih dalam penyelidikan. Namun dugaan sementara, faktor ekonomi dan depresi ditengarai menjadi pemicu korban nekat melakukan aksinya itu. Wardoyo

 

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com