JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Awas, Mitos Siklus Longsor Tiap Sewindu di Desa Gerdu Karanganyar. Semua Warga Dalam Posisi Siaga, 15 Sirine Jadi Penanda!

Warga Desa Gerdu Karanganganyar melintas di jalur evakuasi. Foto/Beni
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS- Menyusul tingginya frekwensi curah hujan ekstrem pada dua minggu terakhir, warga, Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar terus bersiaga. Pasalnya Desa Gerdu tergolong zona merah longsor dengan siklus setiap sewindu sekali.

Bahkan pada Oktober lalu Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Karanganyar memasang 15 sirine bencana di sejumlah titik rawan longsor.

Sebanyak 15 sirine itu terbagi dalam tiga fungsi yakni memantau curah hujan, memantau pergeseran tanah dan satu sirine khusus memantau debit air ke Bengawan Solo.

Kades Gerdu, Very Kurnianto mengatakan sekitar sebulan lalu BPBD Karanganyar memberikan bantuan 15 sirine tersebut khusus dipasang di Desa Gerdu karena desa ini tergolong rawan.

Adapun pemasangan sirine tersebut dipasang dari tenaga ahli Universitas Gajah Mada UGM Yogyakarta.

“Memang seluruh warga Desa Gerdu menyatakan diri siaga bencana mengingat daerah ini sangat rawan dengan kemiringan tanahnya dan labil,” tandasnya, Minggu (22/11/2020).

Apalagi warga Desa Gerdu meyakini cerita rakyat konon setiap sewindu sekali atau siklus delapan tahun terjadi bencana longsor. Terakhir longsor pada 2012 yang menewaskan seorang warga setempat.

Sementara sudah dua minggu ini hampir setiap hari terjadi hujan dengan disertai angin kencang. Belum lagi seminggu lagi memasuki bulan Desember yang mana potensi hujan sering terjadi, sehingga warga secara otomatis terus melakukan kewaspadaan dini.

“Pada prinsipnya warga Desa Gerdu waspada terhadap potensi tanah longsor karena warga lebih hafal kharakter sikon lokal terutama saat musim penghujan,” ujarnya.

Adapun bentuk kewaspadaan itu Pemdes Gerdu sudah mempersiapkan sejumlah titik jalur evakuasi guna mengantisipasi jika terjadi bencana.

Selain itu setiap terjadi hujan deras, warga juga memantau pergerakan indikator pada sirine deteksi curah hujan.

Meski demikian warga berharap tidak terjadi bencana sehingga kewaspadaan tetap diutamakan. Di Desa Gerdu ada dua titik dengan kategori sangat rawan longsor yakni Dusun Ngledok sebanyak 28 KK dan Dusun Gondangrejo sekitar 100 KK.

“Dua dusun ini kemiringan tanahnya ekstrem dan pergerakan tanah sering terjadi namun tetap terpantau dari pergeseran batas jalan dusun,” ungkapnya. Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com