JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Magelang

Aktivitas Gunung Merapi Terus Meningkat, Lebih dari 1.000 Warga Dievakuasi. Sebagian Besar Kelompok Rentan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat mengunjungi lokasi pengungsian di Magelang, pada Jumat (6/11/2020) kemarin. Istimewa
   

MAGELANG, JOGLOSEMARNEWS.COM Sebanyak 1.294 warga di sekitar Gunung Merapi dilaporkan telah dievakuasi ke empat kabupaten. Evakuasi dilakukan akibat peningkatan aktivitas gunung api yang sejak 5 November 2020 lalu statusnya telah dinaikkan dari Waspada menjadi Siaga itu.

Warga yang dievakuasi sebagian besar merupakan kelompok rentan, seperti lanjut usia, anak-anak, balita, ibu hamil, disabilitas dan ibu menyusui.

Mereka dievakuasi menuju empat wilayah kabupaten, yakni Boyolali, Magelang, Klaten dan Sleman. Jumlah total warga yang dievakuasi tertinggi di Kabupaten Magelang dengan jumlah 835 jiwa, disusul Sleman 203, Boyolali 133 dan Klaten 123.

“Mereka tersebar di tempat evakuasi sementara (TES) maupun tempat evakuasi akhir (TEA),” tulis Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati, dalam pernyataan resminya, Rabu (11/11/2020).

Raditya memastikan, meski berada di tempat evakuasi, kebutuhan makan dan minum tersedia untuk para pengungsi. Para sukarelawan membantu dalam penyediaan bahan baku hingga memasak makanan di dapur umum maupun mobil dapur lapangan.

Selain itu, pos pendukung di tempat penampungan tersedia dan siap untuk memberikan pelayanan, seperti pos kesehatan yang siaga 24 jam. Pihak pemerintah desa tempat evakuasi tidak hanya menyiapkan tempat untuk pengungsi, tetapi juga bantuan tenaga serta pelayanan.

“Ini menjadi bukti kuatnya sister village dalam konteks kebencanaan, warga dari suatu desa membantu warga desa lainnya,” ujar Raditya.

Dalam upaya kesiapsiagaan maupun penanganan darurat akibat erupsi Gunung Merapi, empat kabupaten tersebut telah menetapkan status keadaan darurat, baik siaga maupun tanggap darurat. Status tersebut akan mempermudah BPBD dalam aksesibilitas sumber daya maupun akuntabilitas dalam penyelenggaraan operasi tanggap darurat.

“Pada masa kesiapsiagaan, BPBD terus mengevaluasi tantangan yang dihadapi apabila kondisi semakin kritis, seperti jalur dan transportasi evakuasi, jalur dan peralatan komunikasi, maupun penerapan protokol Kesehatan saat proses evakuasi maupun di tempat penampungan,” kata dia.

Daerah Berbahaya

Sementara, berdasarkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi pada Rabu, 11 November 2020, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah memperkirakan sejumlah daerah yang masuk ke dalam daerah bahaya.

Di samping itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III untuk dihentikan. Serta kepada pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Gunung Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak gunung.

Terakhir, kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat. Liputan 6

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com