JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Sejenak Menguak Pasar Bahulak di Desa Karungan Sragen Yang Mendadak Jadi Buruan Warga. Auranya Serasa Kembali ke Zaman Kerajaan, Semua Yang Dijual Serba Dahulu Kala Mulai dari Tiwul Hingga Wedang Gemblung

Warga berbondong-bondong ke Pasar Bahulak di Karungan, Plupuh, Sragen, Minggu (1/11/2020) pagi. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kabupaten Sragen memang dikenal sebagai daerah kaya akan warisan sejarah dan budaya. Tidak hanya itu, beragam potensi juga terus bermunculan, menjadi daya tarik tersendiri.

Salah satunya adalah Pasar Bahulak yang belakangan banyak menjadi perbincangan dan buruan warga. Pasar dengan nuansa tempo dulu itu berada di Desa Karungan, Kecamatan Plupuh.

Pasar yang berlokasi di kebun rindang itu memang bukan sembarang pasar. Sebab pasar itu hanya hidup dua kali sebulan yakni di setiap Pasaran Minggu Legi dan Pahing.

Dan hari ini tadi, Minggu (1/11/2020), menjadi salah satu hari pasarannya. Sejak pagi pukul 06.00 WIB, warga dari berbagai wilayah sudah menyemut memadati Pasar Bahulak.

Mayoritas pengunjung datang bersama keluarga dan rekan-rekan mereka. Bahkan beberapa komunitas seperti komunitas onthel juga tampak singgah.

“Saya datang sama ibu dan anak saya. Tadi beli pecel, buah salah, es, jagung dan mainan lawas. Seneng Mas, karena suasananya kayak zaman dulu. Yang dijual juga serba tempo dulu, makanannya juga makanan-makanan dulu yang mungkin sekarang sudah sulit ditemui. Ini malah bagus untuk nguri-nguri tradisi, nggak ngilangin adat. Kalau bisa diadakan tiap hari Minggu, kan bisa jadi alternatif jalan-jalan dan refreshing keluarga,” ujar Dinda (22), ibu muda asal Desa Sambirejo, Plupuh ditemui di sela beristirahat di Pasar Bahulak.

Komunitas Gowes dari Pringanom Masaran menyempatkan singgah dan menikmati tayuban di Pasar Bahulak. Foto/Wardoyo

Senada, Suparjo (50), pecinta gowes asal Desa Pringanom Masaran mengaku datang bersama rombongan gowesnya. Ia dan rekan-rekannya menyempatkan singgah karena penasaran dengan suasana pasar yang mendadak banyak dikunjungi warga itu.

Bahkan ia tampak menikmati dengan ikut berjoget ala tayuban yang disajikan di tengah pasar dengan iringan gamelan kuno.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

“Bagus juga. Makanya tadi pas gowes, kebetulan lewat dan sekalian singgah,” tutur pria yang berprofesi sebagai PNS itu.

Kades Karungan, Joko Sunarso mengatakan Pasar Bahulak itu dirintis sekitar beberapa bulan lalu dan sudah tiga kali buka.

Dinamakan Pasar Bahulak karena nuansanya memang pasar tempo dulu dan semua yang dijual serba zaman dulu yang kemungkinan jarang dijumpai di pasar modern.

“Kita ingin kembali menggali kearifan lokal. Di Pasar Bahulak ini yang dijual serba bahulak atau zaman kawak. Kulinernya pun kuliner zaman dulu. Seperti soto bathok, sego menir, nasi jagung, tiwul, wedang gemblung, wedang secang, jamu gendhong, kaos bahulak hingga bank sampah,” paparnya.

Kades Karungan, Joko Sunarso. Foto/Wardoyo

Menurutnya, Pasar Bahulak itu dirintis dari ide awal memanfaatkan lahan kas desa yang selama ini terkesan hanya kebun kumuh dan angker.

Atas dukungan warga dan punggawa desa, akhirnya lahan yang ditumbuhi pohon-pohon sengon dan aneka tumbuhan itu disulap menjadi arena pasar dengan konsep zaman dahulu kala.

Semua lapak didesain seperti lapak pada zaman dulu, lantas dolanan anak yang disediakan pun juga mainan zaman dulu. Seperti egrang, congklak, bakiak dan ayunan dari bambu.

Kemudian semua transaksi dilakukan dengan pembayaran memakai koin dari tempurung kelapa. Setiap pengunjung yang datang bisa menukar koin di pintu masuk dengan harga Rp 2.000 satu koin.

Jika koin yang ditukar tidak habis, maka sisanya bisa ditukarkan kembali ke loket awal dan uang akan dikembalikan sejumlah koin yang tersisa.

Wacana Pengembangan

Joko menerangkan, dari persiapan beberapa bulan, akhirnya Pasar Bahulak resmi dibuka sekitar sebulan lalu.

Baca Juga :  Karang Taruna Bina Karya Muda di Sragen Menggelar Acara Takbir Keliling Hari Raya Idul Fitri 1445 H Diiringi Musik Drumband

Awalnya hanya dibuka di sekitar sendang namun karena pengunjungnya membeludak akhirnya diperluas dan dipindah ke lokasi kebun kas desa.

“Ini sudah tiga kali buka. Alhamdulillah antusias pengunjung luar biasa. Kalau kemarin kita rencanakan buka selapan sekali atau 35 hari sekali, nanti ke depan kemungkinan kita buka dua kali yakni Minggu Pahing dan Legi. Bahkan ada masukan nanti kalau bisa kita buka Sabtu sore sampai Minggu,” terangnya.

Pengunjung memadati lapak-lapak yang menjual jajanan dan barang tempo dulu. Foto/Wardoyo

Lebih lanjut, Joko menerangkan selain memanfaatkan lahan kas desa, Pasar Bahulak itu juga wujud Pemdes dalam memberdayakan masyarakat. Sebab pengelolaan dan pedagangnya semuanya melibatkan pemuda dan masyarakat setempat.

Sejauh ini ada 56 warga yang terdaftar sebagai pedagang di Pasar Bahulak. Sebagai bentuk pemberdayaan, semua pedagang makanan didata dan dibentuk kelompok sadar wisata (Pokdarwis).

“Semangat kami dan warga memang ingin menciptakan karakter pasar yang lain dari yang lain. Kita ingin membangkitkan kenangan masa lalu, makanya ada dolanan bocah juga. Ini masih dalam tahap evaluasi dan pengembangan karena ke depan secara bertahap kita lengkapi dengan kolam, taman bunga, danau buatan hingga perpustakaan alam,” terangnya.

Camat Plupuh, Marno yang menyempatkan hadir di Pasar Bahulak,mendukung penuh kreativitas Pemdes dan warga Karungan melalui Pasar Bahulak. Menurutnya Pasar Bahulak merupakan bentuk mengenang masa lalu, terwujud karena timbulnya pemberdayaan semua komponen dan semua potensi yang ada.

“Ini upaya ekonomi kreatif warga Desa Karungan. Harapannya menjadi salah satu icon wisata di Plupuh. Ke depan lebih sukses sehingga bisa meningkatkan perekonomian warga Karungan khususnya dan Kecamatab Plupuh pada umumnya,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com