WASHINGTON, JOGLOSEMARNEWS.COM —- Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyebut vaksin COVID-19 Pfizer menunjukkan keefektifan tinggi dalam mempertahankan kemanjurannya. Dari awalnya dua dosis yang dianjurkan, ternyata satu dosis penggunaan terbukti cukup efektif.
Dalam dokumen terbaru yang dirilis oleh FDA, vaksin itu memiliki tingkat kemanjuran 88,9 dalam satu dosis vaksin. FDA merilis dokumen tersebut menjelang pertemuan 10 Desember antara Pusat Evaluasi dan Penelitian Biologi, Vaksin, dan Komite Penasihat Produk Biologi Terkait untuk membahas otorisasi penggunaan darurat untuk vaksin.
Meskipun hanya satu dosis vaksin dapat melindungi terhadap infeksi COVID-19 yang serius. Penulis laporan mencatat bahwa kemanjuran setelah dosis pertama dan sebelum dosis kedua ‘tidak dapat mendukung kesimpulan tentang kemanjuran dosis tunggal vaksin’. Terutama karena sebagian besar subjek menerima dua dosis setelah tiga pekan.
Mengutip The Hill Rabu (9/12), vaksin itu tetap akan lebih efektif setelah diberikan dua dosis. Berdasarkan informasi, kemanjuran itu akan terlihat setelah tujuh hari pasca menerima dosis kedua. Tingkat kemanjuran vaksin melonjak menjadi 95 persen di antara orang-orang yang tidak memiliki infeksi COVID-19 sebelumnya, dan juga 94 persen pada kelompok orang-orang yang sebelumnya tertular virus.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa persentase kemanjuran yang konsisten di subkelompok demografis yang lebih beragam, memegang setidaknya 93 persen tingkat kemanjuran.
Menurut laporan, beberapa efek samping yang paling umum tidak mengancam nyawa, di antaranya adalah demam, nyeri di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala dan kedinginan. Secara keseluruhan, efek yang didapat adalah kejadian tidak fatal, dan efek samping yang cenderung rendah.
Sejauh ini, diketahui AS telah memesan 100 juta dosis vaksin Pfizer dan BioNTech. Pembelian itu menghabiskan dana sekitar 1,95 miliar dolar AS.
Jika vaksin Pfizer disetujui untuk penggunaan darurat, para ahli mengatakan vaksin itu dapat siap didistribusikan di antara populasi prioritas AS, yaitu petugas kesehatan dan penduduk perawatan jangka panjang, pada Jumat ini.