JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Wonogiri

Yes, Jumlah Nelayan Muda Pantai Selatan Paranggupito Wonogiri Bertambah Ternyata Gegara ini Loh

Seorang warga menikmati panorama memukau Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri. JSNews. Aris Arianto
   
Seorang warga menikmati panorama memukau Pantai Sembukan Paranggupito Wonogiri. JSNews. Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Lantaran penghasilan dari penjualan tangkapan aneka hewan laut menggiurkan, banyak anak muda di Kecamatan Paranggupito, Wonogiri terjun melaut.

Secara otomatis ini membuat jumlah nelayan muda di Paranggupito bertambah. Lebih menggembirakan lagi nelayan inj sudah memiliki ilmu titen untuk memprediksi cuaca.

Kepala Desa Paranggupito Kecamatan Paranggupito Dwi Hartono mengatakan ada 53 orang nelayan yang tercatat tergabung di koperasi nelayan. Namun, saat ini jumlah nelayan mulai bertambah seiring waktu.

“Sekarang sudah cukup banyak nelayan yang muda. Awalnya dari hobi mancing,” ungkapnya di sekitar Pantai Sembukan Kecamatan Paranggupito Kamis (18/2/2021).

Di antara nelayan baru itu, ada pula yang masih berusia anak sekolah. Di sela pembelajaran secara online, mereka memancing untuk mencari hiburan dan tambahan pendapatan. Pendapatan dari penjualan hasil tangkapan laut membuat anak muda itu terjun melaut.

Baca Juga :  Tidak Jadi Anggota DPRD, Caleg PDIP Wonogiri Dapat Gaji 5 Juta Perbulan

Apalagi kemarin harga ikan cucut, atau warga sekitar menamainya ikan panjul bisa sampai Rp 200 ribu per-ekornya. Inilah yang kian menarik perhatian milenial menekuni sektor kelautan.

Ikan panjul ada durinya berwarna hijau. Kalau tidak dijual ya dimasak sendiri, karena rasanya juga enak,” kata dia.

Dua bulan yang lalu, ikan panjul kerap terpancing oleh warga. Namun, perolehan tidak bisa dipastikan, sebab untung-untungan. Warga yang beruntung bisa memancing ikan panjul sebanyak tujuh ekor dalam sehari.

“Kalau beruntung seperti itu ya dapat duit banyak. Kan menggiurkan juga,” kata Kades.

Selain memancing ikan, nelayan setempat juga menangkap lobster. Alat yang digunakan adalah krendet sederhana. Ada juga yang pakai perahu untuk mencari lobster mutiara, yang paling mahal itu.

Baca Juga :  Jadwal PSAT dan PSASP hingga Pengumuman Kelulusan SMP Terungkap saat Digelar Sosialisasi Program Kelas 9

“Kalau malam, di Pantai Sembukan ini banyak pelaut,” kata dia.

Kades menyebut para nelayan disana penggembala laut. Artinya, mereka memahami kondisi lautan saat ini. Apabila tidak tepat memprediksi kondisi laut, alat krendet mereka yang ditinggalkan bisa saja rusak tersapu gelombang.

“Sudah hafal waktu-waktunya, oh ini saatnya melaut oh ini tidak waktunya untuk melaut. Bahkan mereka ada yang berani untuk berenang,” kata Dwi Hartono.

Bahkan, ada salah satu tokoh masyarakat setempat yang dikenal ahli memprediksi kondisi lautan. Apabila tokoh itu mengajak nelayan untuk tidak ngerendet atau melaut maka nelayan pun mengikutinya. Aria

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com