JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Berikut Isi Lengkap Pembelaan Bos Investasi Rangrang CV MSB Sragen, Sugiyono yang Ditulis Tangan di 5 Lembar Kertas. Kisahkan Sejarah Berdirinya CV MSB, Punya 10.000 Mitra, Sampai Kemudian Tutup, Hingga Kerugian Rp 2 Triliun

Tim penasehat hukum, Pardiman saat menunjukkan nota pembelaan. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM
Direktur Utama (Dirut) CV Mitra Sukses Bersama (MSB) yang bergerak di bisnis investasi semut rangrang asal Sidoharjo, Sragen, Sugiyono (45) menyampaikan pembelaan melalui surat tertulis.

Pembelaan itu dibuat dalam tulisan tangan sebanyak lima lembar kertas folio. Pembelaan dari tulisan tangan itu dilampirkan sebagai tambahan nota pledoi yang dibuat oleh tim penasehat hukum terdakwa.

Pledoi itu kemudian dibacakan di hadapan persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Sragen pada Selasa (19/4/2021) lalu.

” Iya benar. Terdakwa juga membuat pembelaan dengan tulisan tangannya sendiri sebanyak lima lembar. Pembelaan itu juga kita lampirkan bersama nota pembelaan yang kita buat,” papar penasehat hukum terdakwa, Pardiman kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , kemarin.

Pardiman menyampaikan dalam pembelaan itu, kliennya memang berharap bisa dibebaskan dari dakwaan pidana karena memandang kasus itu sebenarnya masuk ranah perdata.

Kemudian terdakwa juga mengaku mengalami kerugian hampir Rp 2 triliun yakni terdiri dari Rp 600 miliar dan sisa kewajiban yang masih harus dibayar ke hampir 10.000 mitra.

Berikut tulisan lengkap nota pembelaan yang ditulis tangan oleh terdakwa.

Kemitraan CV MSB saya mulai dengan niat yang baik untuk berbagi keuntungan dan manfaat kepada masyarakat utamanya para mitra MSB dan segala bisnis bagi saya untuk mendapatkan semut rangrang yang saya butuhkan.

Sejak awal saya lakukan dengan keilmuan yang saya miliki. Dan dengan kalkulasi bisnis yang terhitung kemitraan dengan pengamanan berlapis saya batasi di 3 Provinsi saja yaitu Jawa Tengah Jawa Timur dan DIY.

Karena untuk pengiriman diluar Pro 3 Provinsi tersebut beresiko kerusakan pada koloni semut.

Pada tahap awal banyak permintaan di luar 3 Provinsi tersebut dan satu paket pun tidak ada yang kami layani.

Karena memang tujuan utama kami bukan menghimpun dana masyarakat.

Menggunakan konsep kemitraan dengan pengamanan berlapis sejak awal kemitraan saya harus mencari dan menciptakan bisnis sebagai sumber pendapatan untuk bisa membeli kembali paket yang sudah saatnya panen dari para mitra.

Hal tersebut harus saya lakukan sampai kemitraan msb berakhir sehingga ketika berbicara kerugian saat msb ditutup pun yang menderita kerugian terbesar saya.

Karena selama CV MSB berjalan saya harus membayar seluruh paket yang harus di panen sekaligus membayar biaya produksi dan distribusi paket.

Sampai dengan MSB ditutup keseluruhan paket koloni hampir dua juta paket dan paket yang jadwal panennya terjadi sebelum MSB ditutup seluruhnya sudah terbayar.

Dan satu paket pun tidak ada yang bermasalah. Dengan hitungan sederhana maka kerugian merpati saya sampai msb ditutup adalah lebih dari 600 milyar ditambah dengan kewajiban yang harus saya selesaikan total kerugian saya hampir 2 triliun.

Angka tersebut muncul dari total pembelian paket oleh mitra dikurangi dengan total pembayaran panen dan produksi pakai koloni.

Data paket tersebut saya dapat dari para koordinator dan setelah kami lakukan verifikasi bersama nantinya bisa jadi lebih besar lagi nilainya dengan jumlah pembayaran panen sejak 2014 yang mencapai 1 juta paket lebih.

Maka sudah ada belasan ribu mitra yang mendapatkan keuntungan mulai jutaan hingga miliaran rupiah. Setelah menerima keuntungan mereka ada yang berhenti dari kemitraan dan ada yang terus ikut kemitraan.

Ketika MSB harus ditutup sebenarnya para Mitra mengalami penundaan pembayaran panen dan pada saat proses pembayaran nanti selesai maka tidak ada mitra yang menderita kerugian dalam kemitraan MSB.

Setelah 1 tahun upaya perbaikan hasil panen kami lakukan tetapi kualitas panen justru semakin menurun.

Maka pada 19 Mei 2019 kemitraan MSB terpaksa saya tutup dengan penghitungan bisnis saat itu adalah.
1. biaya produksi harian dan pembayaran panen yang semakin membengkak.
2. hasil panen yang saya harapkan berupa koloni semut rangrang justru tidak bisa dapatkan.

Pertimbangan saya selain hal tersebut di atas adalah agar beban penyelesaian tidak semakin besar.

Dengan jumlah tanggungan paket yang ada saat itu dalam perhitungan saya masih bisa terselesaikan dari sumber bisnis pengaman dengan kalkulasi yang sangat terukur.

Setelah MSB saya umumkan berakhir dengan komitmen selesaikan pembayaran yang disepakati Hal pertama yang saya lakukan saat itu adalah turun langsung memberi penjelasan kepada ribuan mitra.

Selanjutnya lahirlah perjanjian pembayaran yang disepakati dan dinotariatkan dengan nomor tertanggal 3 September 2019.

Sebagai yang harus bertanggung jawab Sejak saat itu saya fokus untuk bisa mewujudkan perjanjian tersebut dan transfer pembayaran terakhir saya lakukan tanggal 27 juli 2020 dan terpaksa harus terhenti karena saya menjalani proses hukum hingga saat ini.

Majelis hakim yang saya muliakan kuat jaksa penuntut umum yang saya hormati selama menjalankan MSB saya memang membeli berbagai aset bayar kendaraan maupun tanah.

Tetapi tujuan pembelian berbagai aset adalah untuk menjaga kelangsungan msb dan menyiapkan bisnis pengaman kedepannya.

Pembelian berbagai aset tersebut juga diketahui oleh mitra sehingga tidak ada niatan saya untuk menyembunyikan aset.

Dan pada saat MSB ditutup perwakilan Mitra juga sastra yg daftar aset yang ada bahkan saat itu saya tawarkan untuk membayar panen dengan menjual aset yang ada karena terlalu kecil.

Akhirnya kami sepakat untuk pengaturan pembayaran dengan menggunakan headset yang ada sebagai kapital saya menyelesaikan pembayaran.

Bagi saya jatuh dalam proses dan tujuan adalah sesuatu hal yang wajar. Saya sampaikan kepada seluruh mitra bahwa saya siap bekerja maksimal untuk menyelesaikan pembayaran, karena saat menjalankan MSB saya tidak menumpuk dan menyembunyikan dana maka untuk menyelesaikannya saya butuh waktu.

Saya juga sampaikan kepada para mitra sanggup untuk menyelesaikan kewajiban MSB secara keseluruhan tetapi saya tidak bisa memberikan penjelasan secara perorangan maupun kelompok.

Keseluruhan mitra yang saat ini berharap lanjutan pembayaran adalah hampir 10.000 mitra. Itu artinya hampir 10.000 keluarga dengan berbagai kesulitan masing-masing dan kesulitan tersebut akan teratasi ketika mereka menerima pembayaran lanjutan yang menjadi hak mereka.

Sebagai inisiator saya ikhlas harus berjuang dan bekerja maksimal untuk menyelesaikannya kepada para mitra saya mohon maaf atas harus menunggu pembayaran yang tertunda.

Demikian saya sampaikan pembelaan dalam perkara ini apabila yang mulia majelis hakim memberikan kesempatan kepada saya maka hal tersebut menjadi energi kekuatan baru bagi saya.

Dan saya berjanji akan fokus bekerja maksimal menyelesaikan pembayaran kepada para mitra sesuai kesepakatan.

Saya yakin doa khusus dari puluhan ribu keluarga mitra akan mengawal keputusan terbaik dalam perkara ini sesuai harapan mereka.

Secara tulus saya haturkan terima kasih kepada yang mulia majelis hakim serta jaksa penuntut umum.

Yang saya banggakan rekan-rekan penasehat hukum yang senantiasa mendampingi saya dalam perkara ini semoga kebaikan senantiasa menyertai langkah langkah kita selanjutnya Amin Sragen 19 April 2021 terdakwa Sugiono SP”. (*/Wardoyo)

Baca Juga :  Harga Gas LPG 3 Kg di Sragen Naik Ugal Ugalan Per Tabung Tembus Rp 30000 Warga: Sudah Terjadi 1 Minggu Sebelum Lebaran Idul Fitri
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com