KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -Para perangkat desa di Kabupaten Karanganyar selaku pembantu yang melayani Kantor Pos Indonesia pada pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) mengaku kewalahan diprotes warganya yang tidak mendapatkan bantuan.
Sebelumnya mereka memang selalu menerima BST, sehingga, ketika tahun ini tidak mendapatkan bantuan, mereka melayangkan protes ke pemerintah desa.
Sebagaimana terjadi di Kantor Balaidesa Ngringo, Kecamatan Jaten, warga marah-marah karena kaget karena tidak menerima BST sebesar Rp 300.000 per KK yang diserahkan dua bulan sekali atau rapel sebesar Rp 600.000 untuk dua bulan.
Secara sepihak, warga protes dan menuding ada permainan, padahal Pemdes Ngringo sama sekali tidak mengetahui penyebab warga tidak menerima BST.
Kadus Ngringo, Guntoro (48) mengatakan, protes warga itu merupakan dampak dari adanya pengurangan data warga penerima BST di Karanganyar berdasarkan validasi mutakhir guna menghindari data ganda.
Namun, warga tidak mau tahu alasan pengurangan tersebut, karena selama ini setiap bulan selalu mendapatkan BST.
“Kami yang di bawah sebagai pelayan kewalahan setiap hari selalu dihujat dan diprotes, meskipun warga sudah diberi tahu alasan hilangnya data KK dari penerima BST,” ujarnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (24/4/2021).
Menurut Guntoro, fenomena protes warga bukan tidak mungkin bakal terjadi di mana-mana. Pasalnya, tidak ada pemberitahuan dari Dinas Sosial kepada warga yang datanya tidak lagi masuk sebagai penerima BST.
Untuk itu, Guntoro meminta kepada Dinsos Karanganyar agar membuat Surat Edaran (SE) yang memberitahukan adanya pengurangan data warga penerima BST di Kabupaten Karanganyar.
Selanjutnya, SE itu diedarkan pada setiap desa sebagai acuan jika ada warga yang protes.
“Lha kalau kami perangkat desa memegang SE dari Dinsos tentu kami tenang menghadapi warga karena SE tersebut akan saya beritahukan pada warga,” ungkapnya.
Guntoro mengusulkan kepada Dinsos agar mengeluarkan SE tersebut, namun rupanya Dinsos belum bisa mengeluarkan SE mengingat validasi data dari Kementerian Sosial masih berjalan terus.
Tak pelak, akhirnya protes terus terjadi di kantor Desa Ngringo. Warga tidak mau tahu alasan dari pihak desa dan ngotot minta tetap mendapat jatah BST seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu waktu ditemui JOGLOSEMARNEWS.COM di kantornya beberapa waktu lalu, Sekretaris Dinas Sosial Karanganyar, Marno, mengakui adanya pengurangan penerima BST sekitar 5.000 orang.
Menurut Marno, pada jumlah penerimaan BST sebelumnya sekitar 22.000 orang, namun untuk Maret-April menurun menjadi sebanyak 17.635 orang.
“Benar memang terjadi pengurangan jumlah penerima BST sekitar 5.000 orang,” tandasnya.
Marno meminta masyarakat bisa memahami, karena pengurangan data itu adalah hasil validasi mutakhir dari kementrian sosial dan bukan dari Dinsos Karanganyar. Beni Indra
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com