JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Airlangga Sebut, Pengawasan Intern yang Efektif Bantu Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto / Istimewa
   

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan, pandemi Covid-19 pada sisi yang lain memberikan beberapa pelajaran berharga bagi pemerintah maupun masyarakat.

Melalui pandemi Covid-19, demikian Airlangga, beberapa pelajaran berharga dapat dipetik untuk segera berbenah agar lebih produktif dan efisien.

Gegara pandemi pula, masyarakat “dipaksa” menemukan inovasi pola kerja agar tetap produktif di tengah terbatasnya mobilitas fisik.

Di sisi lain, pandemi telah mendorong Pemerintah untuk menyusun program yang simpel namun implementatif, yang dapat mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional serta meningkatkan sinergi dan gotong royong.

Menurut Airlangga, sejak awal pemerintah berupaya semaksimal mungkin mencari jalan keluar optimal untuk menangani pandemi Covid-19, yakni dengan strategi mempertahankan keseimbangan antara penanggulangan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

“Seiring berjalannya waktu, strategi ini terbukti memperoleh hasil yang relatif baik,” ujar Airlangga Hartarto, sebagaimana dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Dianalogikan dengan kondisi global, persentase kasus aktif Indonesia sampai 26 Mei 2021 tercatat lebih rendah, yaitu 5,4% (global: 8,8%).

Sementara kondisi kesembuhan juga menunjukan angka yang baik, yaitu 91,9% (global: 89,1%).

“Meskipun diakui, kita masih perlu memperbaiki untuk tingkat kematian yang masih lebih tinggi dari rata-rata global,” bebernya.

Sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis Mikro diberlakukan, jumlah kasus aktif mengalami penurunan sangat signifikan. Saat ini, kasus aktif telah turun hingga 45,5% dari puncak kasus aktif di tanggal 5 Februari 2021.

“Pemerintah fokus terhadap program vaksinasi sebagai game changer pemulihan ekonomi nasional yang ditargetkan diberikan kepada 181,5 juta penduduk untuk mencapai herd immunity 70%,” ujarnya.

Baca Juga :  Sidang Putusan Sengketa Pilpres di MK Bakal Dijaga 7.000 Lebih Aparat Gabungan

Dengan datangnya tambahan delapan juta dosis vaksin bulk dari Sinovac pada 25 Mei 2021, total vaksin yang sudah masuk ke Indonesia berjumlah 83,9 juta dosis.

Sebagai upaya mendorong percepatan vaksinasi, selain dari program vaksinasi yang dilakukan Pemerintah, juga dibuka kesempatan bagi dunia usaha untuk berpartisipasi dalam Program Vaksin Gotong Royong yang ditujukan kepada semua karyawannya.

“Dengan upaya ini, sampai 26 Mei 2021 telah disuntikkan 25,81 juta dosis vaksin Covid-19,” ujar Airlangga.

Capaian yang baik tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang terbanyak menyuntikan vaksin yang dilakukan oleh negara bukan produsen vaksin.

Sedangkan dari sisi ekonomi, demikian Menko Airlangga, upaya memulihkan ekonomi Indonesia khususnya di tahun 2020 memang tidak mudah. Secara tahunan ekonomi mengalami kontraksi -2,07% pada tahun lalu.

Namun, dibandingkan negara anggota G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 berada di peringkat keempat setelah Tiongkok, Turki, dan Korea Selatan.

Pemulihan ekonomi ini terus berlanjut pada Q1 Tahun 2021 di mana ekonomi mengalami kontraksi -0,74, didukung dari sisi demand, di mana konsumsi pemerintah, ekspor, impor telah tumbuh positif.

Menciptakan Lapangan Kerja

Pandemi memang telah mengakibatkan efek domino. Di bidang ekonomi, banyak perusahaan melakukan pengetatan termasuk pemangkasan karyawan, yang berdampak pada meningkatnya pengangguran.

Karena itu, menurut Airlangga, reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, diharapkan menjadi terobosan reformasi di bidang investasi dan perdagangan untuk mendorong penciptaan lapangan kerja.

UU Cipta Kerja juga menjadi jembatan antara program mitigasi Covid-19 dan reformasi struktural dalam jangka panjang.

Melalui berbagai kebijakan tersebut, optimisme pemulihan ekonomi diharapkan berlanjut di tahun 2021. Berbagai lembaga internasional (Bank Dunia, OECD, ADB dan IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4.3 – 4,9% dan akan meningkat di kisaran 5,0 – 5,8% di tahun 2022.

Baca Juga :  Tak Terkejut Putusan MK, Cak Imin: Bukti Bahwa MK Tak Cukup Kuat untuk Hambat Pelemahan Demokrasi

Pemerintah optimis di Q2-2021 ini Indonesia dapat meraih pertumbuhan sekitar 7% dan secara full year di akhir tahun kita bisa meraih pertumbuhan dalam rentang 4,5 s.d 5,3 %.

Optimisme tersebut didasarkan pada berbagai hal, di antaranya adalah dari berbagai leading indicators yang terus bergerak ke arah positif.

Dalam upaya percepatan program pemulihan ekonomi nasional diperlukan pengawasan yang efektif, dan penguatan kolaborasi dan sinergi antara Pemerintah dengan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Aparat Penegak Hukum (APH).

Peran strategis yang dijalankan diharapkan dapat memberikan rekomendasi atas langkah-langkah yang diambil pemerintah.

Sehingga menjadikan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional berjalan akuntabel dengan tata kelola yang baik, sederhana dan tidak berbelit-belit.

Selain itu, dukungan BPKP dan APIP diharapkan dapat bersifat fleksibel dalam memberikan asistensi, sehingga dapat mencegah terjadinya niat buruk (moral hazard) namun tidak menoleransi penyalahgunaan wewenang.

Peran utama pengawasan adalah menjamin tercapainya tujuan Pemerintah, tujuan program dan tujuan belanja anggaran secara akuntabel, efektif dan efisien.

Bahkan, jelas Airlangga, presiden Joko Widodo sendiri sudah wanti-wanti tidak akan memberikan toleransi sedikitpun terhadap adanya penyelewengan anggaran. Apalagi di saat pandemi seperti ini di mana semuanya harus dihemat.

Menko Airlangga berharap, agar pengawasan intern nasional semakin efektif serta menjadi solusi dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional. Suhamdani

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com