JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kasus Jenazah Ustadz Positif Covid-19 di Sidoharjo Sragen Dijemput Paksa dan Dimakamkan Sendiri, Semua Orang yang Kontak Erat Bakal Dicari dan Diperiksa. Ketua MUI Minta Warga yang Terlibat Harus Mau Diswab!

Ratusan santri dan warga saat memberikan penghormatan dan doa terakhir untuk ustadz MH yang meninggal dengan hasil swab positif covid-19, Jumat (7/5/2021). Foto/Istimewa
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pihak Puskesmas Sidoharjo Sragen akan melakukan tracing besar-besaran terkait kasus penjemputan paksa jenazah ustadz berinisial MH (64) yang positif Covid-19 dan nekat dimakamkan sendiri di Desa Purwosuman, Kecamatan Sidoharjo, Sragen Jumat (7/5/2021).

Hal itu dilakukan mengingat proses penjemputan jenazah hingga pemakaman ternyata dilakukan tanpa protokol covid-19. Pemakaman juga tidak dilakukan oleh petugas berpakaian APD.

Selain itu ratusan warga diketahui hadir dalam pemakaman yang diduga sengaja meninggalkan relawan dan aparat tersebut.

Kepala Puskesmas Sidoharjo, Eny Sudarwati mengatakan pihaknya tak menyangka jika keluarga nekat melakukan penjemputan paksa dan pemakaman sendiri.

Karenanya, pihaknya akan berupaya melakukan tracking semua orang yang terlibat dan kontak erat terhadap jenazah.

“Saya juga kaget. Makanya kami tetap minta dilacak untuk tracking dan dilaksanakan swab. Semua yang kontak erat harus diswab. Mulai dari yang menjemput jenazah dari rumah sakit hingga semua yang memakamkan,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (8/5/2021).

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Termasuk, orang yang mengemudikan ambulans untuk menjemput dan membawa jenazah dari rumah sakit dr Moewardi Solo ke RSUD Sragen.

Kemudian yang menjemput dari RSUD Sragen ke rumah duka serta pemakaman.

Sebab ambulans yang dipakai belakangan diketahui bukan ambulans rumah sakit.

Pihaknya menyayangkan sikap nekat menjemput pakai ambulans bukan dari rumah sakit padahal harusnya tidak diizinkan.

“Kok diizinkan diambil pakai ambulans bukan ambulans rumah sakit,” tuturnya.

Eny menguraikan semua orang yang sudah kontak erat dengan jenazah itu memang harus dicari. Mereka wajib diperiksa dan dilakukan swab tes.

Nantinya yang hasilnya positif harus menjalani isolasi mandiri dan semua yang diswab juga sementara harus isolasi untuk mencegah terjadinya penularan.

“Nanti kami akan bersama Satgas, aparat dan pihak desa untuk mencari yang kontak erat. Agar tidak ngombro-ombro (meluas) ke mana-mana,” terangnya.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Ia juga berharap warga bisa kooperatif untuk mau diperiksa dan diswab. Sementara untuk mengantisipasi penolakan, tim akan meminta bantuan dari aparat mengingat sebelumnya sudah ada penolakan dari awal.

Pihaknya juga akan berupaya melakukan pendekatan dan mengedukasi bahwa apa yang dilakukan tersebut sangat berisiko tertular. Karenanya untuk mencegah perluasan, swab harus dilakukan.

Senada, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Sragen, KH Minanul Aziz juga menyayangkan terjadinya penolakan pemakaman secara protokol covid pada ustadz positif Covid-19 di Sidoharjo itu.

Ia pun mengimbau kepada semua yang kontak erat baik keluarga, teman dan saudara, untuk menaati aturan melakukan pemeriksaan dan mau diswab.

“Sebaiknya teman-teman dan saudara termasuk keluarga, mengikuti saja yang dikehendaki oleh dinas kesehatan (diswab). Karena itu demi menjaga keselamatan banyak orang,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com