Beranda Daerah Sragen Kronologi Lengkap Klaster Layatan Membawa Petaka di Sragen. Berawal Seorang Bibi Meninggal...

Kronologi Lengkap Klaster Layatan Membawa Petaka di Sragen. Berawal Seorang Bibi Meninggal Positif, 38 Warga Layat Langsung Bergejala, Keponakannya Menyusul Meninggal Ikut Positif

Ilustrasi pemakaman protokol covid-19. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Mengganasnya klaster Covid-19 di Sragen kembali terjadi lewat layatan. Di Desa Jetis, Sambirejo, dua warga meninggal dunia setelah terpapar virus Covid-19.

Tidak hanya itu, 38 warga lainnya yang hadir melayat dua warga itu juga dinyatakan positif terkonfirmasi Covid-19.

Kades Jetis, Sumiyarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (1/5/2021) mengatakan klaster hajatan berujung duka itu bermula ketika ada warga yang meninggal dunia pekan lalu.

Kemudian suaminya pulang dari Jakarta dan ada keluarga dari luar kota yang juga datang melayat.

Dalam perkembangannya, satu dari 38 warga yang tertular itu kemudian meninggal dunia.

Ia diketahui berinisial M (60) berjenis kelamin perempuan. Perempuan paruh baya itu adalah keponakan dari pasien meninggal pertama yang dilayari sebelumnya.

Sehingga sampai hari ini, total sudah dua warga meninggal dunia dan 37 orang positif akibat penyebaran klaster layatan itu.

“M sebelumnya juga datang di layatan. Karena dia adalah bulike (keponakan) yang dilayati. Dia juga meninggal dan positif,” terangnya.

Saat ini puluhan warga yang positif di dua RT itu menjalani karantina mandiri di rumah. Meski ada badai covid-19, Kades memastikan situasi di desanya masih relatif kondusif.

Baca Juga :  Sediakan Mobil Bantuan Layanan Masyarakat 24 Jam, DKJ Relawan Bowo Suwardi Siap Bantu Masyarakat Sragen Mengalami Ban Bocor dan Mesin Mogok di Jalan Raya Gratis!

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto membenarkan munculnya klaster layatan di Desa Jetis Sambirejo itu.

Menurutnya klaster itu muncul dari adanya satu warga yang positif meninggal dunia. Kemudian ada keluarga dari luar kota yang hadir melayat dan warga sekitar juga datang.

“Awalnya ada satu warga yang meninggal karena sakit, saat itu ada keluarganya datang dari Brebes dan Jakarta, termasuk di situ ada warga dan tetangga yang melayat,” paparnya Sabtu (1/5/2021).

Kemudian pada 22 April 2021, salah satu warga yang melayat ini meninggal dalam kondisi positif. Kemudian warga itu dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Hargiyanto mengatakan, kuat dugaan warga meninggal positif Covid-19 ini terpapar saat melayat. Pasalnya, di saat bersamaan ada puluhan yang mengeluhkan gejala mengarah terpapar Corona.

“Dugaannya saat layat itu (terpapar), karena ada keluarga dari luar kota yang datang. Apalagi selain warga yang meninggal positif Covid-19 tersebut, di saat bersamaan ada 20 warga yang mengeluhkan gejala ringan seperti tidak bisa membaui,” terangnya.

Selang sehari, DKK langsung melakukan tracing kepada warga yang sempat melayat. Hasilnya ada 30 warga yang dites swab PCR oleh petugas.
“30 warga kita tes (swab) PCR di lokasi, hasilnya 17 orang positif,” urai Hargiyanto.
Dari hasil tersebut, petugas kemudian melakukan tracing lanjutan kepada warga yang melakukan kontak erat. Hasilnya, 80 orang dilakukan tes swab PCR, Rabu (28/4/2021).
“Dari 80 warga yang kita swab ini, hasilnya keluar Jumat (30/4), ada tambahan 21 warga yang positif,” kata dia. Wardoyo