JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kronologi Meninggalnya Emak-Emak Korban Klaster Layatan di Sragen. Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Awalnya Buang Air Kecil dan Sempat Ditunggu Bidan

Ilustrasi pemakaman protokol Covid-19. Foto/Wardoyo
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Korban penyebaran covid-19 klaster layatan di Desa Jetis, Kecamatan Sambirejo, Sragen kembali bertambah.

Satu orang warga dilaporkan kembali meninggal dunia hari ini, Rabu (5/5/2021). Sementara kondisi 37 warga yang juga menjalani isolasi mandiri dilaporkan sudah menunjukkan tanda-tanda pulih.

Korban meninggal hari ini diketahui berjenis kelamin perempuan berinisial S dengan umur sekitar 65 tahun.

Perempuan paruh baya itu meninggal tadi pagi saat menjalani isolasi mandiri di rumahnya. S menjalani isolasi setelah dinyatakan terpapar positif bersama 37 warga lainnya usai menghadiri layatan salah satu warga sepekan silam.

“Tambah satu lagi yang meninggal tadi pagi. Perempuan inisial S usia 65 tahun,” papar Kades Jetis, Sumiyarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Rabu (5/5/2021).

Kades menguraikan S sebelumnya memang memiliki riwayat penyakit penyerta lambung. Saat meninggal, yang bersangkutan sebenarnya ditunggui oleh bidan di rumahnya.

“Ceritanya pas ditunggoni bidan. Pipis tiba-tiba bablas (meninggal). Sebelumnya punya penyakit lambung,” terangnya.

Karena positif, S dimakamkan dengan protokol covid-19. Kades menguraikan S merupakan satu dari 38 warga yang harus menjalani isolasi mandiri di rumah karena positif tertular covid-19 klaster layatan.

Sementara, kondisi 37 warga lainnya dilaporkan sudah membaik dan menunjukkan sehat. Mereka akan menyelesaikan masa isolasi mandiri dua hari lagi.

“Mereka kondisinya sudah menunjukkan sehat,” urainya.

Baca Juga :  Geger, Petani di Desa Baleharjo Sragen Tewas Kesetrum Listrik di Area Persawahan Dengan Kondisi Mengenaskan

Dengan tambahan satu warga meninggal, jumlah korban meninggal positif covid-19 dari klaster layatan mencapai 3 orang.

Sebelumnya, sebanyak 38 warga langsung bertumbangan positif terpapar covid-19 usai menghadiri layatan salah satu warga yang meninggal di desa setempat.

Celakanya warga yang meninggal dan dilayari ternyata kemudian diketahui positif. Diduga, virus covid-19 terbawa dari suami warga meninggal yang baru pulang dari Jakarta.

Bersamaan itu, ada kerabat lain dari luar daerah yang juga datang melayat. Seusai layatan, warga kemudian satu persatu merasakan gejala demam dan kemudian dinyatakan terpapar positif.

“Total sampai hari ini ada 38 warga yang positif terpapar dari klaster layatan di desa kami. Mereka ada di dua RT. Awalnya ada warga yang meninggal kemudian suaminya pulang dari Jakarta dan ada keluarga dari luar kota yang juga datang melayat,” papar Kades Jetis, Sumiyarno kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Sabtu (1/5/2021).

Kades menguraikan dalam perkembangannya, satu dari 38 warga yang tertular itu kemudian meninggal dunia.

Ia diketahui berinisial M (60) berjenis kelamin perempuan. Perempuan paruh baya itu adalah keponakan dari pasien meninggal pertama yang dilayari sebelumnya.

Sehingga sampai hari ini, total sudah dua warga meninggal dunia dan 37 orang positif akibat penyebaran klaster layatan itu.

“M sebelumnya juga datang di layatan. Karena dia adalah bulike (keponakan) yang dilayati. Dia juga meninggal dan positif,” terangnya.

Baca Juga :  Harga Gas Melon di Sragen Naik 100% Jadi Rp 30.000 Selama Idul Fitri, Politikus Nasdem Bongkar Penyebabnya

Saat ini puluhan warga yang positif di dua RT itu menjalani karantina mandiri di rumah. Meski ada badai covid-19, Kades memastikan situasi di desanya masih relatif kondusif.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Hargiyanto membenarkan munculnya klaster layatan di Desa Jetis Sambirejo itu.

Menurutnya klaster itu muncul dari adanya satu warga yang positif meninggal dunia. Kemudian ada keluarga dari luar kota yang hadir melayat dan warga sekitar juga datang.

“Awalnya ada satu warga yang meninggal karena sakit, saat itu ada keluarganya datang dari Brebes dan Jakarta, termasuk di situ ada warga dan tetangga yang melayat,” paparnya Sabtu (1/5/2021).

Kemudian pada 22 April 2021, salah satu warga yang melayat ini meninggal dalam kondisi positif. Kemudian warga itu dimakamkan dengan protokol kesehatan.

Hargiyanto mengatakan, kuat dugaan warga meninggal positif Covid-19 ini terpapar saat melayat. Pasalnya, di saat bersamaan ada puluhan yang mengeluhkan gejala mengarah Corona.

“Dugaannya saat layat itu (terpapar), karena ada keluarga dari luar kota yang datang. Apalagi selain warga yang meninggal positif Covid-19 tersebut, di saat bersamaan ada 20 warga yang mengeluhkan gejala ringan seperti tidak bisa membaui,” terangnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com