JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Label Teroris untuk KKB Jadi Polemik, KSP: Sudah Pertimbangkan Masukan dari Berbagai Pihak

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Deputi V Kepala Staf Kepresidenan Jaleswari Pramodhawardani menyampaikan sikap pemerintah terkait insiden pembunuhan pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua. Konferensi pers dilakukan di Gedung Bina Graha, Jakarta, 5 Desember 2018 / Biro Humas KSP via tempo.co
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pemberian label teroris pada kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua memunculkan kontroversi.

Mengenai polemik tersebut, Deputi V bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Kantor Staf Presiden, Jaleswari Pramodhawardani mengatakan, keputusan pemerintah soal itu sudah dipertimbangkan dengan matang.

“Penyebutan KKB sebagai organisasi/individu teroris diambil dengan pertimbangan yang matang, dengan memperhatikan masukan dan analisis dari berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar pemerintah,” kata Jaleswari dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/4/2021).

Selain itu, ia mengatakan hal ini juga berdasarkan fakta-fakta tindakan kekerasan secara brutal dan masif di Provinsi Papua selama beberapa waktu terakhir.

Baca Juga :  Polri Klaim Angka Kecelakaan Lalu Lintas Arus Mudik Lebaran  2024 Turun 12 Persen

Kekerasan oleh KKB itu, kata dia, menyasar masyarakat sipil, termasuk pelajar, guru, tokoh adat, dan juga aparat.

Jaleswari kemudian mengutip laporan Bupati Kabupaten Puncak Willem Wandik, yang menyebut adanya serangkaian kekerasan di wilayah Kabupaten Puncak sejak awal tahun ini yang dilakukan oleh KKB.

Setidaknya, ada 10 kekerasan, termasuk di antaranya yang terakhir, penembakan terhadap Kabinda Papua Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.

“Selain itu, data dari Gugus Tugas Papua PPKK Fisipol UGM juga menyebutkan bahwa selama 10 tahun terakhir sejak 2010 sampai 2020, pelaku kekerasan di Papua adalah KKB (118 kasus), dibandingkan oleh TNI (15 kasus) dan Polri (13 kasus),” kata Jaleswari.

Baca Juga :  Gunung Ruang Meletus 828 Warga Dievakuasi

Ia mengatakan berdasarkan hasil riset yang sama, mereka yang menjadi korban meninggal dari tindak kekerasan yang terjadi adalah masyarakat sipil serta TNI dan Polri.

Secara total ada 356 korban, yang 93 persen di antaranya adalah masyarakat sipil dan TNI-Polri. Sedangkan korban dari KKB, kata dia, sebanyak 7 persen.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com