Beranda Daerah Sragen Meledak Lagi, Kasus Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen Tambah 9 Orang Tadi...

Meledak Lagi, Kasus Klaster Tarawih di Sambirejo Sragen Tambah 9 Orang Tadi Malam. Total Sudah 21 Warga Positif, 26 Orang Masih Menunggu Hasil PCR!

Ilustrasi penanganan pasien covid-19 saat simulasi di RSUD dr Soehadi Prijonegoro Sragen. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus penyebaran covid-19 dari klaster tarawih di Desa Sambirejo, Kecamatan Sambirejo, Sragen terus meluas.

Sebanyak 9 warga kembali dinyatakan positif tertular setelah diketahui kontak erat dan ikut salat tarawih di masjid yang imamnya kemudian terpapar positif.

Kepala Puskesmas Sambirejo, Wisnu Retnaningsih mengungkapkan hingga Sabtu (8/5/2021) malam, jumlah total kasus positif klaster tarawih di Desa Sambirejo mencapai 11 orang.

Angka itu mengalami penambahan 9 kasus baru dari sebelumnya 12 kasus. Tambahan 9 kasus baru itu diperoleh dari hasil tracking lanjutan setelah ada tambahan dari kasus awal.

“Totalnya sampai tadi malam ada 21 pasien yang positif dari klaster tarawih. Yang masih menunggu hasil swab PCR ada 26 orang,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .

Wisnu menguraikan dari awal, kasus positif klaster tarawih itu dimulai dari pak ustadz sekaligus imam masjid yang diketahui positif pada Minggu (2/5/2021).

Kemudian esok harinya, Senin (3/5/2021), anaknya yang mengajar TPA sekaligus guru ngaji serta menantu juga positif terpapar.

Baca Juga :  HRS Kader Golkar Sragen Sempat Jadi Tersangka di Polres Sragen Kini Bebas Dari Jerat Pidana Lewat Praperadilan

Berikutnya ada 8 warga yang terkonfirmasi dari hasil tracking setelah terlacak kontak erat dengan mereka.

“Terus sorenya ada lagi 1 pasien yang positif sehingga total 12. Nah, tadi malam ada tambahan 9 warga lagi yang positif sehingga total 21 warga yang terkonfirmasi,” terangnya.

Wisnu menyampaikan selain 21 warga yang positif, masih ada 26 orang yang hingga kini masih menunggu hasil swab PCR.

Mereka terdiri dari 24 anak-anak dan 2 orang dewasa. Para anak itu merupakan siswa yang belajar di TPA dan sempat kontak erat dengan anak pak ustadz pengajar ngaji.

“Mayoritas adalah warga di lingkungan musala itu. Tidak ada yang dari luar. Alhamdulillah dari usianya rata- rata di bawah 50 tahun dan komorbidnya tidak banyak. Jadi kondisi secara umum meski ada gejala tapi nggak berat,” terang Wisnu.

Ditambahkan sampai 21 kasus itu, proses tracing dan swab warga yang terlacak kontak erat sudah tuntas. Ia berharap tidak ada lagi tambahan dan kasus sesegera mungkin mereda.

Baca Juga :  Diduga Proyek Pengerjaan Bangunan Cagar Budaya Pendapa Petilasan Mangkubumi di Sragen Asal Asalan Baru Dibangun Sudah Ambruk

“Untuk yang positif, semua dikarantina di Technopark. Kami juga bersyukur warga sangat kooperatif. Doakan mudah-mudahan segera selesai,” tandasnya. Wardoyo

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.