SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menegaskan dirinya dan wakil bupati (Wabup) Suroto sudah sama-sama dewasa dalam menyikapi pembagian tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Hal itu disampaikan menyikapi pertanyaan soal pembagian tugas Bupati dan Wabup. Ia sempat menyampaikan mendapat pertanyaan dari salah satu wartawan perihal pembagian tugas Bupati dan Wabup.
“Kemarin ada teman wartawan yang bertanya soal nanti pembagian tugasnya antara bupati dan wakil bagaimana, pertanyaan itu saya rasa tidak relevan ya,” paparnya kepada wartawan di Pendapa Rumdin Bupati beluk lama ini.
Bupati Yuni yang menjabat untuk kedua kalinya itu menjelaskan seorang kepala daerah pasti sudah tahu porsi tugasnya.
Pun dengan wakil juga sudah tahu porsi tugasnya apa. Menurutnya antara bupati dan wakil juga sudah tahu dan sama-sama dewasa dalam menyikapi tupoksi masing-masing.
Menurutnya yang terpenting adalah komitmen untuk saling berkoordinasi dan menjaga tugas tetap berada di role yang benar.
“Sepanjang semua sesuai perundang-undangan yang berlaku saya kira kita akan tetap di role yang benar. Dan saya sama Pak Suroto juga sudah berkomitmen untuk itu. Sama dengan Mas Dedy dulu juga untuk berkomitmen dan kita berdua bertugas menjaga agar Sragen senantiasa dalam keadaan aman, tenteram dan guyub rukun dengan semangat Gotong Royong mewujudkan Sragen lebih baik,” terang Yuni.
Untuk program 100 hari, Yuni menyebut tidak ada target 100 hari. Ia memilih mengalir saja untuk program kerjanya di periode kedua pemerintahannya bersama Suroto.
“Kita melanjutkan yang kemarin menyempurnakan yang belum sempurna. Kemudian yang baru kemarin Guyub Rukun, sekarang ya Gotong Royong dan Guyub Rukun. Gotong Royong itu perilaku maupun gaya kita peninggalan nenek moyang kita yang selama ini menjadi simbol bangsa Indonesia,” tandasnya.
Perihal prioritas di periode pemerintahan kedua, Yuni menyebut penuntasan pembangunan infrastruktur, pengentasan kemiskinan, pemberdayaan UMKM adalah target utama yang akan menjadi prioritas.
“Untuk angka kemiskinan kita targetkan turun jadi 9,8. Sekarang di angka 12 koma sekian. Memang tidak mudah karena menurunkan nol koma digit saja susahnya minta ampun dan butuh effort yang luar biasa,” tandasnya. Wardoyo