Beranda Daerah Wonogiri Kematian Ikan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Capai 1,5 Ton Lebih, Kerugian...

Kematian Ikan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Capai 1,5 Ton Lebih, Kerugian Puluhan Juta, Disebabkan Upwelling

Tangkapan layar video kematian ikan di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Kematian ikan di karamba jala apung Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri ternyata mencapai jumlah 1,5 ton lebih. Diperkirakan kerugian tembus puluhan juta rupiah.

Ikan yang mati adalah jenis nila. Ikan-ikan itu dipelihara di karamba jala apung. Jadi bukan di perairan bebas. Lokasi karamba masuk kawasan Cakaran, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri.

Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Wonogiri, Sutardi mengatakan kematian ikan akibat upwelling. Saat ini masih dilakukan pendataan menyeluruh. Jumlah ikan yang mati mencapai 1,5 ton lebih.

Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa kematian ikan terjadi pada Minggu (20/6). Kematian terjadi hanya sehari. Saat ini kondisi sudah normal.

Awalnya turun hujan deras dan cukup lama juga. Waktu itu sebenarnya air di permukaan karamba tidak begitu keruh. Tapi saat diangkat pada bagian jaring, banyak sekali kotoran yang menempel.

“Sekarang sudah normal kembali, ikan-ikan yang mati sudah dibersihkan dan tidak ada lagi ikan yang mati,” ungkap Ketua Pembudidaya Ikan Nila Kencana Sugiyanto kepada wartawan di Wonogiri, Senin (21/6/2021).

Baca Juga :  Lautan Santri Tumpah di Slogohimo! Silaturahmi Akbar TPQ Se-Nusantara 2025 Serentak Digelar, Aksi Nyata untuk Kemanusiaan

Menurut dia , fenomena semacam itu sudah sering terjadi. Namun biasanya fenomena itu dialami para petani di WGM di awal-awal pergantian musim kemarau menuju musim penghujan yang biasa terjadi dibulan Oktober dan Nopember.

Pihaknya belum dapat memastikan penyebab kematian ikan nila yang dibudidayakan oleh petani ikan di WGM.
Paska kejadian tersebut, pihaknya langsung melakukan pembersihan ikan-ikan yang mati sekaligus membersihkan jaring karamba apung.

Selain Sugiyanto, ada tiga orang anggota Nila Kencana yang mengalami kejadian serupa. Jika ditotal, jumlah ikan nila yang mati selama satu hari tersebut mencapai 1,5 ton. Kondisi ini membuat petani ikan di WGM menjerit, sebab selama pandemi harga pakan ikan melonjak sementara konsumsi ikan masyarakat menurun.

“Ya kalau dirupiahkan kerugian di kelompok kami totalnya mencapai Rp 40 juta,” jelas dia.

Baca Juga :  Daftar Badan Publik Peraih Predikat Informatif di Jateng, Wonogiri Nyantol 2, Pemkab dan RSUD

Selain kelompok pembudidaya ikan Nila Kencana, kematian ikan juga dialami kelompok petani ikan lain di WGM. Namun begitu pihaknya mengaku tidak memiliki data secara rinci. Aris

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.