SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus corona virus atau covid-19 Sragen makin mengganas. Selain meroket mencetak rekor baru pada Sabtu (12/6/2021), ledakan covid-19 di Sragen juga diwarnai kemunculan klaster-klaster baru.
Salah satunya klaster sekolahan. Klaster sekolah ini meledak di wilayah Kecamatan Gemolong. Sebanyak tiga sekolah terdeteksi menjadi titik penularan di lingkungan setempat.
Data yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , tiga sekolah yang menjadi klaster baru penularan covid-19 itu masing-masing SDN Gemolong atau yang dulu SBI Gemolong, MIR dan MIN 4 Sragen.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sragen, Tatag Prabawanto membenarkan adanya klaster sekolah tersebut. Menurut data yang diterimanya, sejauh ini ada tiga sekolah yang puluhan guru dan karyawan serta siswa terpapar positif.
Masing-masing SDN Gemolong 9 orang positif, MIR ada 12 positif dan MIN 4 Sragen ada 13 positif. Sehingga total dari 3 sekolah itu ada 54 orang guru dan lainnya yang positif.
“Total ada 72 yang diswab di 3 sekolah itu. Hasilnya ada 54 yang positif. Mereka yang positif semuanya diisolasi di Technopark Sragen,” papar Tatag kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Minggu (12/6/2021).
Tambahan 54 kasus dari klaster sekolah itu turut menyumbang ledakan covid-19 pada beberapa hari terakhir.
Termasuk pada Sabtu (11/6/2021) yang terjadi ledakan dengan tambahan 146 kasus positif baru dan memecahkan rekor baru penambahan covid-19 harian sepanjang sejarah pandemi di Sragen.
Selain itu ada tambahan 5 warga positif yang meninggal dunia hari ini. Dengan tambahan 146 kasus itu, total kasus covid-19 Sragen hingga hari ini menjadi 8.267.
Rinciannya 639 pasien dirawat, 7.163 orang sembuh dan 465 meninggal dunia. Sementara jumlah total warga yang meninggal dunia sudah mencapai 568.
Terdiri dari 465 warga meninggal dengan status positif terkonfirmasi dan 103 warga meninggal dengan status suspect covid-19.
Kepala DKK Sragen, Hargiyanto menyampaikan tambahan kasus positif baru hari ini memang tercatat sebanyak 146 orang. Menurutnya mayoritas tambahan baru itu berasal dari klaster keluarga.
“Paling banyak klaster keluarga,” terangnya.
Meski mengalami ledakan tertinggi, ia memastikan masih bisa tertampung di Technopark. Karena saat ini posisi ruang di Technopark terisi 194 orang dari total kapasitas 300 ruangan.
Hargiyanto menyampaikan kebijakan Pemkab memang mewajibkan pasien positif dengan kondisi tanpa gejala untuk diisolasi terpusat.
“Kecuali untuk ibu yang menyusui dan tidak memungkinkan di sini, diperbolehkan isolasi mandiri di rumah. Tapi dengan syarat pengawasan ketat Satgas dan Jogo Tonggo warga sekitar,” tandasnya.
Klaster sekolah itu juga diperkuat keterangan seorang guru madrasah ibtidaiyah (MI) di Gemolong saat menceritakan pengalamannya terpapar covid-19 di hadapan Gubernur Jateng yang berkunjung ke Technopark Sragen, Sabtu (11/6/2021).
Guru perempuan itu mengaku merasa tertular covid-19 hanya gara-gara abai sekejap membuka masker saat foto-foto selfie bersama di acara perayaan bersama guru lainnya.
Ganjar yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jateng, Yulianto Prabowo, menyempatkan berinteraksi dengan warga positif yang ada di Technopark.
Salah satunya ketika bertanya pada seorang guru perempuan asal Gemolong. Ia menanyakan bagaimana riwayat guru itu bisa terpapar.
“Tadi ada guru MI yang tidak sengaja ketularan. Ya sebenarnya contoh yang bagus ya. Tadi guru MI ada belasan yang kena dan pengakuan cukup bagus. Biasanya disiplin. Ternyata dia merasa saat ada perayaan kemarin dia foto-foto (selfie) membuka masker. Foto-foto membuka masker. Hanya sesederhana itu. Dan dia merasa kayaknya pas itu karena setelah itu kami ketularan semua,” papar Ganjar menceritakan di hadapan wartawan.
Menurutnya, kisah guru MI itu bisa dipetik pelajaran. Yang pertama, disiplin menjaga protokol kesehatan harus terus dilakukan tanpa boleh lengah sekalipun.
“Selama ini disiplin kita itu sekali saja lengah maka yang sekali itu ternyata masalah. Maka jangan abaikan itu,” katanya.
Yang kedua, penularan covid-19 saat ini dimungkinkan memang dari varian-varian baru covid-19 yang mulai muncul.
Ia mengkhawatirkan tingginya penularan dan angka covid-19 belakangan ini dimungkinkan telah terjadi mutasi virus-virus mutan yang makin ganas.
“Bisa jadi memang varian-varian baru sudah mulai muncul. Artinya kita harus mulai berfikir virus mutan sudah terjadi mutasi dan makin ganas. Itu peringatan. Tapi mudah-mudahan hasil tes kita dari beberapa sampel yang ada,” terangnya. Wardoyo