WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM -Hingga saat ini biaya produksi pertanian masih saja terbilang tinggi dan cukup memberatkan petani. Fakta ini yang kemudian melatarbelakangi Pemkab Wonogiri mencari solusi permanennya.
Salah satu langkah penanganan adalah melalui pemberian bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).
Bupati Wonogiri, Joko ‘Jekek’ Sutopo mengatakan, Wonogiri mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pertanian. Hal tersebut membutuhkan dukungan sarana dan infrastruktur.
Namun demikian, pemerintah belum bisa menjangkau sepenuhnya sistem pasar terbuka yang berlaku di bisnis pertanian. Meski demikian, pemerintah telah berusaha menyejahterakan petani. Antara lain dengan memberikan pupuk bersubsidi dan bantuan alat atau mesin-mesin pertanian.
Pihaknya terus berupaya memberikan bantuan alsintan ke petani melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Bantuan itu diharapkan dapat menurunkan biaya operasional petani, sehingga pendapatan mereka bisa dinaikkan.
“Biaya untuk membayar tenaga buruh cangkul, pengolah tanah, penanam padi, sangat besar. Belum ditambah biaya makan dan rokok. Itu semua bisa diganti dengan penggunaan alsintan yang biayanya jauh lebih rendah,” kata Bupati, Selasa (21/9/2021).
Bupati Wonogiri Joko Sutopo berharap dengan bantuan alsintan dari pemerintah bisa menekan biaya produksi kalangan petani. Alsintan seperti handtracktor bisa digunakan anggota kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Mekanismenya bisa melalui sewa alsintan namun dengan biaya jauh rendah daripada sewa di perorangan.
Pihaknya menekankan jangan sampai ada anggota kelompok tani atau anggota gabungan kelompok tani mengeluhkan biaya sewa alsintan bantuan tersebut jika dibanding dengan sewa alsintan yang dikelola pihak ketiga atau pengusaha maupun perorangan.
“Kami melalui dinas terkait akan terus memantau masalah ini, jika ada kelompok atau gabungan kelompok tani nakal harus diluruskan,” ungkap Bupati.
Sementara pekan kemarin, didampingi Wakil Bupati Setyo Sukarno, Bupati secara simbolis menyerahkan 496 unit alsintan berbagai jenis kepada sejumlah ketua kelompok tani atau gabungan kelompok tani di daerahnya.
Salah seorang ketua kelompok tani penerima bantuan alsintan asal Desa Gambiranom, Kecamatan Kismantoro, Prawito, mengaku bantuan alsintan akan banyak membantu sekitar 55 petani anggotanya. Biaya produksi, kata dia, dipastikan lebih hemat 35-40 persen jika dibandingkan dengan sebelum ada bantuan dari pemerintah.
“Biaya olah lahan per petak selama ini sekitar Rp 4 juta,” sebut dia. Aris