JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Monumen Gempa 2006, Ada Legenda Gajah Putih di Dalamnya (Bagian 2)

Monumen Gempa 2006 . Foto: Triawati
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Siapapun yang berkunjung ke Monumen Gempa 2006 yang terletak di Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit, Boyolali, akan melihat patung gajah di salah satu sudutnya. Patung yang diberikan sebutan gajah putih tersebut diketahui memiliki asal usul yang diceritakan lewat tulisan di sampingnya.

Berdasarkan tulisan tersebut, berawal dari jaman Mataram kuno di kerajaan Prambanan terjadi persengketaan antar keluarga kerajaan. Karena persengketaan semakin meruncing, salah satu putra kerajaan, Pangeran Eling-eling melarikan diri dari kerajaan dengan membawa harta benda pusaka dan dinaikkan dengan seekor gajah bernama “Liman Seto” yang berarti gajah putih.

Dalam perjalananya, pangeran bersama para pengikutnya dikerjar saudara-saudaranya. Untuk bersembunyi, Patih kerajaan Prambanan, Potroyudho mengubah gajah yang membawa harta benda tersebut menjadi batu. Sedangkan pangeran Eling-eling beserta pengikutnya melanjutkan perjalanan.

Baca Juga :  Didik Haryadi: Baru Sekali Nyaleg, Putra Pembuat Sapu Rayung asal Dawar Boyolali Berhasil Melangkah ke Senayan

Sesepuh Desa Cepoko Sawit, Kardiyo menyebutkan, kisah tersebut menyelimuti keberadaan patung gajah putih yang dikeramatkan tersebut. Namun demikian, tidak ada yang berani membenarkan terkait peristiwa tersebut.

“Ceritanya sih seperti itu. Tapi benar atau tidak Ndak ada yang tahu. Hanya saja patung itu memang dikeramatkan,” tuturnya, Selasa (21/9/2021).

Pengunjung Museum Gempa 2006 sendiri dapat melihat situs patu g gajah putih di salah satu sudut masuk bangunan museum. Patung gajah tersebut terlihat berada di bawah bangunan sebelah kiri. Terlihat batu berbentuk gajah dengan posisi ndekem berada di tempat yang sengaja dibuat dengan bentuk kotak.

Waspadai Dampak Gempa Lewat Monumen Gempa 2006 di Cepoko Sawit

Diketahui, Museum Gempa 2006 sendiri dibangun untuk memperingati kejaidna gempa yang berpusat di Bantul, DIY, Mei 2006 lalu. Selain menimbulkan banyak kerusakan rumah warga, gempa Jogjakarta tahun 2006 lalu juga menimbulkan korban jiwa dan luka-luka.

Baca Juga :  Geliat Pilkada Mulai Nampak, Baliho Mantan Aspri Jokowi, Devid Agus Yunanto Bertebaran di Boyolali

“Rumah saya ikut hancur juga waktu itu. Sebagai bentuk keprihatinan dan untuk memperingati gempa itu kemudian dibangun museum ini. Museum dibangun dan berdiri tepat di depan Kantor Balai Desa Cepoko Sawit,” urai Kardiyo.

Museum Gempa 2006 dibangun 11 tahun setelah kejadian. Dalam bangunan museum, terdapat beberapa dokumen dan barang milik warga yang menjadi korban saat gempa terjadi.

Melalui benda-benda dan dokumen tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pengunjung betapa dahsyatnya gempa bumi yang terjadi tanggal 27 Mei 2006 lalu. Benda-benda itu merupakan saksi bisu dan bagian dari korban. Prihatsari

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com