JOGLOSEMARNEWS.COM Nasional Jogja

Kenapa Suhu Udara di Yogyakarta Semakin Panas, Ini Penjelasan BMKG

Pemandangan Gunung Merapi dari arah Kota Yogyakarta, Senin pagi, 18 Maret 2019. Sejak Minggu (17/3) sampai Senin (18/3) pukul 06.00, Merapi mengekluarkan awan panas atau wedus gembel lima kali / tempo.co
ย ย ย 

YOGYAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM โ€“ Selain sebagai dampak dari peningkatan emisi gas rumah kaca, tingginya laju perubahan akibat penggunaan lahan, telah mengakibatkan suhu udara di Yogyakarta semakin panas.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati.

Dwikorita mengakui, bahwa suhu udara di Jawa Tengah dan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta suhu udaranya semakin panas.

Dilansir dari tempo, temperatur rata-rata di dua wilayah tersebut mengalami tren kenaikan selama 30 tahun terakhir.

Dijelaskan Dwikorita, kenaikan suhu yang terjadi tidak merata ke semua wilayah. Namun di daerah tengah wilayah daratan mengalami kenaikan suhu lebih tinggi daripada daerah pesisir.

Secara khusus Dwikorita menyebut, tren kenaikan suhu udara di sekitar wilayah Gunung Merapi selama 30 tahun terakhir sebesar 0,7 derajat Celsius.

Baca Juga :  Selama Libur Lebaran 2024, Terjadi 9 Kecelakaan Laut di Wilayah DIY

Tren kenaikan suhu juga dicatatnya di Kota Yogyakarta sejak 2007.

โ€œTernyata memang ada korelasi khusus antara penutup lahan dengan kenaikan suhu,” ujarnya.

Dwikorita menambahkan, saat ini BMKG sedang mengupayakan pengumpulan data yang lebih banyak yaitu selama kurun 50 tahun terakhir untuk melihat signifikasi perubahannya.

Menurut Dwikorita, kawasan lindung Gunung Merapi menjadi kawasan yang mempengaruhi kondisi terutama kualitas lingkungan di wilayah Yogyakarta serta Jawa Tengah, yang berarti Kawasan Gunung Merapi mempunyai peran penting guna menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Dwikorita juga menjelaskan kota-kota besar lainnya juga mengalami tren kenikan suhu udara.

Kepala BMKG ini juga mengatakan bahwa tren kenaikan suhu harus direspons semua pihak karena bisa membawa dampak pada keberlangsungan hidup manusia. Khusus di wilayah Yogyakarta, kawasan lindung Gunung Merapi menjadi perhatian serius, karena terjadi perubahan penutupan lahan.

Baca Juga :  4 Hari Usai Jambret Dompet di Sleman, Pria Kulonprogo Ini Dibekuk Polisi

Sementara itu, Kepala Badan Informasi Geospasial M Aris Marfai mengatakan, hasil analisis yang dilaksanakan oleh BMKG dan BIG nantinya bisa dimanfaatkan secara luas, salah satunya dalam pengelolaan kawasan Gunung Merapi.

GKR Mangkubumi, adik Sultan juga berjanji untuk melakukan komunikasi dengan Provinsi Jawa Tengah mengenai situasi dan kondisi kekinian kawasan Gunung Merapi.

“Semoga ini juga menjadi concern dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, karena kondisi di Klaten dan Magelang juga sudah memprihatinkan. Hasil ini tentunya akan menjadi support membangun kesepakatan kami dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah dan kami mempunyai pijakan dalam pengelolaan penataan di Kawasan Gunung Merapi,” katanya. Chairul Roziqi Putra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com