Beranda Umum Nasional Menko Airlangga: Antusiasme Terhadap Program Kartu Prakerja, Bukti Literasi Digitaal Berjalan

Menko Airlangga: Antusiasme Terhadap Program Kartu Prakerja, Bukti Literasi Digitaal Berjalan

Menko Airlangga / Istimewa

SOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM Program kartu prakerja, selain membantu warga yang terdampak pandemi Covid-19 secara ekonomi, juga menjadi bukti telah terjadi literasi digital di kalangn warga masyarakat.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.

“Antusiasme masyarakat ini menggambarkan bahwa terjadi literasi digital Indonesia yang cukup baik,” ujar Menko Airlangga, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnews.

Meskipun mengandung aspek bantuan sosial, menurut Menko Airlangga, program tersebut mensyaratkan partisipasi aktif pesertanya mulai dari mendaftarkan diri, mengikuti proses seleksi, mengikuti dan menyelesaikan pelatihan hingga akhirnya mendapatkan dana berupa bantuan sosial.

Pelatihan-pelatihan yang ada pada Program Kartu Prakerja memiliki tujuan utama untuk meningkatkan SDM Indonesia dengan skilling, upskilling dan reskilling.

Untuk itu, menurut Menko Airlangga, standar pelatihan Program Kartu Prakerja disempurnakan secara berkala. Hal itu dilakukan Penyempurnaan standar pelatihan ini merupakan kolaborasi Pemerintah dengan melibatkan dukungan dari Perguruan Tinggi dan Akademisi.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan UMKM Muhammad Rudy Salahuddin mengatakan, pelibatan dan dukungan itu sesuai amanat Regulasi Program Kartu Prakerja  yaitu Permenko Perekonomian Nomor 11 tahun 2020 dimana Manajemen Pelaksana melibatkan ahli yang membidangi dalam melakukan asesmen terhadap pelatihan.

 Untuk mengapresiasi dukungan dan keterlibatan akademisi dalam menjaga standar Kartu Prakerja, Menko Airlangga berdialog langsung dengan para rektor dan yang mewakili Perguruan Tinggi dan Yayasan yang terlibat dalam penyempurnaan standar pelatihan.

Keterlibatan Perguruan Tinggi dan Yayasan yakni dengan cara screening sebelum suatu pelatihan masuk ekosistem Kartu Prakerja dan juga memonitor sesudah pelatihan masuk dalam ekosistem.

Proses screening dilakukan oleh Tim Asesmen yang berasal dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Universitas Airlangga, dan Yayasan Indonesia Mengajar.

Sedangkan monitoring dilakukan oleh Tim Pemantau dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) dan Universitas Nadhlatul Ulama Indonesia.(UNUI)

“Tim Asesmen dan Tim Pemantau telah bekerja sejak Oktober 2020 untuk memastikan pelatihan di Program Kartu Prakerja telah memenuhi standar. Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan ini. Karena Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan pada tahun 2022, saya meminta agar Perguruan Tinggi dan Yayasan terus membantu dan mendukung Program Kartu Prakerja,” kata Menko Airlangga.

Baca Juga :  Jokowi Tak Hadir di HUT ke-60 Partai Golkar, Ini  Reaksi Partai Golkar

Melalui kolaborasi tersebut, menurut Menko Airlangga, Program Kartu Prakerja mendapat rating pelatihan mencapai 4,9 dari skala 5, sebanyak 95% peserta mengatakan pelatihan sesuai minat mereka, 98% peserta mengatakan pelatihan meningkatkan kompetensi. Sementara itu, 93% peserta mengatakan pelatihan dapat

diaplikasikan di tempat kerja/usaha, 79% peserta menggunakan sertifikat pelatihan untuk melamar kerja, dan sepertiga dari yang menganggur sebelum ikut Prakerja, kini sudah bekerja, baik sebagai karyawan maupun wirausahawan.

“Khusus untuk wirausaha, Program Kartu Prakerja sudah dihubungkan dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat, sehingga ini menjadi proses yang tersambung dari bagian prakerja sampai bisa mendapatkan modal untuk menjadi entrepreneur,” ungkap Menko Airlangga.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Arif Kuncoro mengatakan, Program Kartu Prakerja melalui pelatihan yang diberikan kepada para penerima merupakan investasi dan berdasarkan data, insentif yang diberikan setelahnya digunakan para penerima untuk membeli peralatan produksi.

Hal ini tidak hanya menjadi investasi bagi para penerima tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas.

Program Kartu Prakerja yang lebih banyak mengarah pada pelatihan digital marketing dan makanan/minuman, merupakan pertemuan antara permintaan dan penawaran yang match dan membantu stabilisasi inflasi.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Panut Mulyono, pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa materi pelatihan yang ada dalam Program Kartu Prakerja adalah jenis pelatihan yang berisi skill dan kompetensi baru.

Keterampilan yang akhirnya dapat digunakan untuk melakukan usaha baru dan menciptakan pasar yang semula belum dipikirkan.

“Ini menjadi sangat penting juga untuk para pekerja atau pencari pekerjaan yang ingin menyesuaikan skill yang sesuai dengan permintaan saat ini,” ujarnya.

Baca Juga :  Menteri Maruarar Bantah Pemerintah Bakal Pinjam Bank Dunia untuk Biayai Proyek 3 Juta Rumah

Sebagai informasi, pada semester II tahun 2021, lebih dari 1.600 pelatihan telah diajukan oleh 173 lembaga pelatihan. Pelatihan-pelatihan ini telah diperiksa dan dimonitor oleh Project Management Office (PMO) bersama dengan tim ahli.

Per hari ini, 440 jenis pelatihan dari 97 lembaga pelatihan masih terlibat aktif di dalam ekosistem Kartu Prakerja. Ini menunjukkan bahwa lembaga-lembaga ini sangat ketat menegakkan standar.

“Ini adalah hal yang baik. Saya mengucapkan terima kasih kepada PMO Kartu Prakerja dan seluruh Mitra Kartu Prakerja. Adanya program ini menciptakan pasar baru yaitu pasar pendidikan online yang sebelum launching Program Kartu Prakerja, pasar ini tidak ada,” pungkas Menko Airlangga.

Program Kartu Prakerja yang dimulai pada masa pandemi juga masuk dalam serangkaian inisiatif Pemerintah yang menopang masyarakat untuk tetap bertahan di masa pandemi, bahkan menekan laju angka pengangguran.

Program Kartu Prakerja merupakan salah satu keberhasilan kebijakan Pemerintahan Kabinet Indonesia Maju yang salah satunya memprioritaskan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

Hingga Batch ke-21, telah terdapat 75 juta pendaftar sejak program ini dibuka pertama kali pada 11 April tahun 2020. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11,4 juta orang yang tersebar dari 34 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia telah mendapatkan manfaat Program Kartu Prakerja. Suhamdani