Beranda Daerah Wonogiri Unboxing Me Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak? Ceritaku Sebelum 12,...

Unboxing Me Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak? Ceritaku Sebelum 12, Buku Berjudul Tersebut Ternyata Ditulis Anak Bupati Wonogiri Joko Sutopo yang Masih 11 Tahun

Peluncuran buku
Peluncuran buku karya Anugrah Baskoro Sutopo. Joglosemarnews.com/Aris Arianto

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM — Usianya baru 11 tahun, namun sudah mampu menelorkan satu buku setebal 143 halaman. Dialah Anugrah Baskoro Sutopo, putra semata wayang Bupati Wonogiri Joko Sutopo.

Buku yang ditulisnya berjudul Unboxing Me Siapa Bilang Jadi Anak Bupati Selalu Enak? Ceritaku Sebelum 12. Sesuai judulnya, buku ini bercerita tentang kehidupan anak bupati dengan segala suka dukanya. Buku ditulis sebelum si anak berusia 12 tahun.

Buku yang terdiri dari 14 bab itu diluncurkan di Ballrom Hotel Best Western Premier Solo Baru Sukoharjo, Sabtu (9/10/2021). Saat meluncurkan buku perdananya Anugrah didampingi ayahnya Joko Sutopo dan ibundanya Verawati.

Anak yang akrab disapa Nugrah itu mengungkapkan tidak ada paksaan saat menulis buku pertamanya. Semua mengalir begitu saja sesuai dengan kenyataan.

“Saya menceritakan kisah-kisah sebagai anak bupati. Mungkin bagi sebagian orang bakal merasa menjadi anak bupati selalu hidup enak. Tapi saya menuliskan yang saya alami suka dan dukanya,” ujar Nugrah.

Suka dukanya sebagai anak bupati bisa dilihat dari buku itu. Dia mengakui, tak bisa dipungkiri menjadi anak bupati bisa mendapatkan banyak fasilitas. Nyaris semua keinginannya bisa dipenuhi apalagi saat berada di Wonogiri. Bahkan dia mengakui senang bisa bermain dengan ajudan ayahnya.

Baca Juga :  Mahasiswa MBKM KKN UNS Tanam 200 Pohon Tabebuya untuk Hijaukan Desa Conto

Tapi Nugrah juga merasakan duka saat menjadi anak bupati. Misalnya kurang memiliki waktu bersama ayahnya Joko Sutopo. Sehari-hari dia tinggal di Jogjakarta bersama sang bunda dan menempuh pendidikan dasar di Olifant Elementary School Jogjakarta, saat ini Nugrah duduk di bangku kelas VI.

“Dukanya ya itu, susah ketemu sama ayah. Ketemunya biasanya akhir pekan pulang ke Jogjakarta. Kalau kangen nunggu aja, kalau enggak ya telepon,” kata Nugrah.

Saat ini, dia lebih memilih untuk mengikuti minatnya, melukis, menggambar hingga mendesain grafis. Namun dia mengaku tidak ingin menjadi bupati seperti ayahnya. Alasannya tidak ounya banyak waktu luang.

Nugrah yang kelahiran Sleman 28 Mei 2010 ini mengaku bahwa selama ini ibunya yang lebih sering menemani dia.

Snag ibu, Verawati Joko Sutopo mengatakan bakat minat Nugrah ternyata di bidang bahasa dan menulis. Beberapa tahun lalu Verawati menulis buku. Nugrah akhirnya tertarik dan ingin menulis juga.

Dia menceritakan, anaknya sempat menulis sejarah Wonogiri hingga membikin komik. Namun, hal itu belum bisa dirampungkan Nugrah. Akhirnya, Nugrah menulis curhatannya dan menyodorkan tulisannya yang sudah dicetak di puluhan lembar kertas HVS.

Vera sempat kaget dengan tulisan si anak yang lebih banyak berisi protes terhadap kurangnya waktu luang suaminya untuk dinikmati dengan Nugrah. Hal itu pun dirundingkan dengan Joko Sutopo dan dibolehkan untuk dibukukan, sebab hal itu sesuai dengan kenyataan yang terjadi.

Baca Juga :  Apakah Frugal Living Efektif Menghadapi Kenaikan PPn 12 Persen dan Harga? Perilaku Super Hemat dengan Menunda Pembelian Barang Baru

Joko Sutopo mengatakan, saat bersama dengan Nugrah dia berusaha untuk menciptakan quality time. Selain itu, juga berusaha menyenangkan hati putra tercintanya. Misalnya, saat hari biasa makanan yang disantap Nugrah sangat diatur oleh Verawati. Begitu ayahnya datang dilanggar semua. Minta mainan ya oke, makan ya oke. Waktu yang dinikmati dengan Nugrah terbatas kalau apa-apa dilarang bisa semakin jauh nanti dengan anak. Aris