JOGLOSEMARNEWS.COM Inspirasi

4 Mahasiswa UMM Temukan Daun Belimbing Wuluh Dapat Mengawetkan Daging Ayam

Ilustrasi belimbing wuluh / pixabay
   

MALANG, JOGLOSEMARNEWS.COM –  Anda punya pohon belimbing wuluh di rumah? Berbahagialah dan jangan ditebang, karena manfaatnya cukup banyak bagi manusia.

Buahnya bisa menjadi penyedap masakan, sementara temuan terbaru, daun belimbing wuluh ternyata dapat digunakan untuk mengawetkan daging.

Hal itu dikwtahui dari hasil penelitian  empat mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Para mahasiswa kreatif tersebut  menciptakan antibakteri untuk menjaga kesehatan dan kesegaran daging ayam dari ekstrak daun belimbing wuluh atau Averrhoa bilimbi.

Mereka adalah Hanifa Adina (ketua tim), Keiko Maryati Putri, Nadhifatul Reina, dan Nadya Sinta. Keempatnya membuat riset pemanfaatan daun belimbing wuluh sebagai antibakteri melalui Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) yang berjudul “Ekstrak Daun Belimbing Wuluh sebagai Antibakteri terhadap Samonella typhi pada Daging Ayam Segar”.

Dalam proses penelitiannya, mereka dibimbing oleh  dosen Devi Dwi Siskawardani.

“Tujuan utama kami membuat riset ini untuk menghambat pertumbuhan Salmonella typhi yang merupakan bakteri yang membahayakan tubuh pada daging ayam segar,” kata Hanifa kepada Tempo, Sabtu (9/10/ 2021).

Menurut Hanifa, sebagian besar ayam yang ada di pasar dan rumah potong masih mengandung zat salmonela. Tentu salmonela membahayakan kesehatan manusia yang mengonsumsi daging ayam. Makanya, salmonela harus dibuang dulu agar kesehatan dan kesegaran daging ayam terjaga.

Daun belimbing wuluh dipilih karena mengandung banyak flavonoid, yakni kelompok senyawa bioaktif yang banyak ditemukan pada bahan makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavonoid terkandung di hampir semua buah dan sayuran dengan kadar berbeda.

Flavonoid serupa dengan antioksidan, yang mempunyai beragam manfaat untuk tubuh manusia, seperti dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas. Senyawa ini memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia berkat sifat antiperadangan dan kemampuannya meningkatkan kekebalan tubuh. Suplemen flavonoid juga diduga bisa mengurangi risiko kanker, hipertensi, dan diabetes.

Hanifa dan kawan-kawan mendapati kandungan flavonoid dalam daun belimbing wuluh mencapai 20,88 mgQE/g (miligram quercetin ekuivalen/gram), berkadar lebih tinggi dari daun-daunan lain.

“Kadar tinggi flavonoid jadi sumber antibakteri yang berfungsi menangkal zat salmonela pada daging ayam,” ujar Hanifa, mahasiswa semester 7.

Hanifah dan kawan-kawan membutuhkan waktu tiga-empat minggu untuk membuat antibakteri. Pembuatannya melalui proses ekstraksi. Diawali dengan memotong-motong daun belimbing wuluh, dikeringkan, dan kemudian dihancurkan sampai halus.

Setelah itu, ditambahkan pelarut etanol dan diuapkan hingga diperoleh ekstrak kental daun belimbing wuluh. Cairan pati kental inilah yang digunakan sebagai antibakteri.

“Kita cukup merendam daging alam dalam larutan antibakteri itu selama 45 menit,” ujar Hanifa, mahasiswa asal Kabupaten Tulungagung.

Dari hasil pengujian berikutnya, diperoleh hasil positif bahwa cemaran salmonela nihil, serta fisik dan kimia daging ayam tidak rusak sehingga daging ayam aman untuk diolah.

Hanifa dan kawan-kawan berharap penelitian mereka bisa menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi masyarakat. Mereka pun berharap suatu saat larutan antibakteri buatan mereka bisa dipatenkan agar bisa dipasarkan secara komersial. 

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com