Beranda Daerah Sragen Kisah Korban-Korban Penipuan Bermodus Orderan Fiktif Mencatut Ponpes An-Nahl Sragen. Sempat Senang...

Kisah Korban-Korban Penipuan Bermodus Orderan Fiktif Mencatut Ponpes An-Nahl Sragen. Sempat Senang Dapat Pesan WA, Tak Tahunya…

Rasiah, pedagang sate ayam Madura di Teguhan, yang sempat menerima orderan fiktif yang ternyata modus penipuan. Foto/Wardoyo

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus penipuan bermodus pesanan makanan fiktif mengatasnamakan Ponpes An-Nahl Hidayatullah Sragen memberi pengalaman berharga bagi sejumlah pedagang kuliner yang sempat mendapat pesanan.

Meski sempat girang mendapat pesanan, sebagian pedagang akhirnya terpaksa harus gigit jari setelah mengetahui si pemesan ternyata penipu.

Dari informasi yang dihimpun JOGLOSEMARNEWS.COM , tercatat puluhan pedagang menjadi korban penipuan bermodus pesanan makanan untuk Ponpes yang beralamat di Sumengko, Sragen itu.

Salah satunya adalah Rasiah (52) pedagang sate ayam Madura yang mangkal di Teguhan Kidul, Karangmalang, Sragen.

Ia menceritakan awalnya dirinya mendapat pesanan sate ayam 35 bungkus pada Jumat (29/10/2021). Pesanan itu diterima melalui pesan WhatsApp (WA) ke nomor anaknya, Sholehudin (28).

Rasiah mengaku sempat senang mendengar ada pesanan sebanyak itu. Baginya, pesanan itu ibarat rejeki nomplok di tengah merosotnya omset penjualan akibat badai pandemi.

“Yang nerima pesanan anak saya si Sholeh. Dia bilang Mak aku dapat pesanan sate Mak, 35 bungkus. Katanya diminta ngantar ke Pondok Pesantren Panti Asuhan An-Nahl Sragen. Pakai nomor WA 081234418130,” papar Rasiah kepada JOGLOSEMARNEWS.COM , Senin (1/11/2021).

Tak lama berselang, si pemesan kemudian memberitahu jika telah mentransfer uang pembayaran melalui rekening.

Dari sinilah, Rasiah mulai curiga. Sebab dirinya terbilang jarang menerima pembayaran lewat transfer. Kecurigaannya makin membuncah ketika pemesan mengaku uang yang ditransfer kelebihan Rp 200.000 dari harga total 35 porsi.

Yang membuatnya makin heran, si pemesan memintanya mentransfer kelebihan bayar itu dalam bentuk pulsa.

Merasa ada yang tak beres, Rasiah pun akhirnya meminta putranya memastikan kebenaran pesanan dan pemesan.

Alangkah terkejutnya ketika putranya mengecek akun Facebook Panti Asuhan An-Nahl Sragen dan mendapati pemberitahuan bahwa ada modus penipuan pesan makanan Mengatasnamakan Ponpes itu.

Mengetahui hal itu, ia pun akhirnya batal membuatkan 35 porsi. Meski bersyukur lolos dari penipuan, ia mengaku agak kecewa karena harapannya mendapat pesanan banyak ternyata hanya fiktif belaka.

“Ya sempat senang kan, ada pesanan banyak pas penjualan agak sepi. Untung saja anak saya memastikan lagi dengan mencari info lebih lanjut pesanan itu dan ternyata nomor tersebut hanya tipu-tipu nomor penipuan dan sudah banyak korbannya,” jelas perempuan yang sudah 30 tahun berjualan sate ayam itu.

Baca Juga :  DLH Sragen Ajak Warga Tukar Botol Plastik dengan Bibit Tanaman dan Pupuk Diadakan Rutin Setiap Minggu di Car Free Day Sragen

Curiga Ngotot Minta Diantar 

Rasiah tak sendirian. Rupanya kisah serupa juga dialami oleh sejumlah pedagang makanan lainnya.

Ny Karnen (41) pedagang mie ayam dan bakso sekitar lampu merah Teguhan, juga mengaku mendapat orderan dari pemesan yang sama.

Ia menceritakan awalnya ia mendapat pesanan bakso 30 porsi lewat pesan WA pada Rabu 27/10/2021).

Pesanan itu masuk pada pukul 19.00 WIB. Dalam pesannya, si pelaku menuliskan “Assalamualaikum 🙏 saget pesen Bakso 30 porsi, Damel acara mbenjing jam 4 sonten”

“Damel panti asuhan An Nahl Hidayatullah JL. Bengawan Solo Pecing Sumengko, Sragen Tengah, Kec Sragen”.

“Kulo pak Deni Sumargo, di anter tmbah ongkir saget,”

Mendapat pesanan itu, hati Karnen sempat girang. Ia kemudian menjawab ia namun ia meminta agar pesanan diambil ke warungnya.

Pesan berisi pesanan makanan yang dikirim pelaku ke korban. Foto/Wardoyo

Si pemesan yang mengaku bernama Deni Sumargo itu bersikukuh minta diantarkan ke ponpes dan siap membayar tambahan biaya kirim.

“Saya jawab saya nggak bisa ngantar. Sempat saya sarankan lewat Grab atau GoFood, tapi setelah itu tidak ada respon. Lalu saya malamnya dapat berita nomor WA itu dipakai untuk penipuan. Untungnya nggak jadi saya buatkan,” terangnya.

Karnen menguraikan aksi penipuan itu baru pertama kali ia alami sejak 13 tahun berjualan.

Ia pun berharap pihak kepolisian segera merespon dan menindak tegas pelaku penipuan itu agar tidak semakin banyak jatuh korban.

“Saya curiga karena nggak kenal orangnya juga. Makanya harapan saya polisi bisa menindaklanjuti dan bisa menangkap pelaku agar tidak ada lagi korban selanjutnya,” tuturnya.

Rasiah dan Karnen masih dinaungi keberuntungan. Sebab ada puluhan pedagang lainnya yang percaya dan langsung mengantar pesanan makanan ke Ponpes An-Nahl.

Modusnya pun hampir sama. Tragisnya, tak hanya terlanjur membuatkan makanan pesanan fiktif, mereka juga termakan modus pelaku dengan menuruti membayar kelebihan transfer lewat kiriman pulsa.

Baca Juga :  Calon Bupati Sragen Untung Wibowo Sukawati Nyoblos di TPS 010 Jurangjero Karangmalang, Bowo dan Istri Terlihat Senyum Sumringah

Ketua Yayasan An-Nahl Hidayatullah Sragen Tri Sanyoto menjelaskan bahwa kasus pesanan makanan itu adalah modus penipuan yang mencatut pengurus Pondok Pesantren/ Panti Asuhan An-Nahl Sragen.

Kasus itu terungkap setelah ponpesnya didatangi pedagang yang membawa paket makanan dan pedagang yang meminta kejelasan selama tiga hari.

“Itu intinya mereka dapat pesanan makanan terus atas nama pengurus Pondok An-Hahl. Modus penipuannya transfer pakai rekening. Mungkin dengan dalih kelebihan transfer suruh transfer balik,” kata dia.

Tri mengatakan ada puluhan pedagang kuliner di Sragen kota dan sekitarnya yang tertipu. Tak hanya mengirim makanan ke Ponpes, ada yang tertipu mengirim pulsa Rp 200.000, Rp 300.000 ke pelaku.

Rata-rata setiap pedagang ditipu dengan diminta membuat 35-45 porsi makanan yang diantar ke Ponpes. Namun beberapa di antaranya yang sempat curiga, belum sempat membuatkan pesanan.

“Kami sarankan kalau belum ditransfer belum jangan dibuatkan. Orang itu bukan bagian dari kami,” paparnya.

Dari pengakuan para pedagang, pelaku memesan pakai nama Deni Sumargo dengan nomor 081234418130. Untuk menghindari jatuhnya banyak korban, pihaknya memutuskan membuat pemberitahuan tertulis terkait modus penipuan mengatasnamakan ponpesnya.

“Saat ini pedagang harus waspada dan berhati-hati banyak modus penipuan dengan media sosial dengan menunjukkan bukti transfer yang diedit. Kemudian harus cek apakah sudah tertransfer atau belum. Saran kami itu. Yang terpenting konfirmasi pondok kami memesan. Biasanya orang mau donatur kasih bakso atau apa membutuhkan atau tidak,” jelasnya. Wardoyo