BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sejumlah tempat di wilayah Kecamatan Cepogo, Boyolali dilanda bencana tanah longsor, lantaran dipicu hujan deras pada Senin (15/11/2021) siang hingga malam hari.
Longsor terparah terjadi di jalan Dukuh Taring, Desa Wonodoyo, Kecamatan Cepogo. Material longsoran menutup jalan sepanjang 30 meter di desa tertinggi kawasan Kecamatan Cepogo.
Warga di dukuh tertinggi wilayah Cepogo itupun sempat terisolir.
Pasalnya, longsor terjadi di kedua arah jalan dukuh yang dihuni 300 jiwa tersebut. Beruntung warga bersama TNI dan Polri gerak cepat melakukan gotong royong menyingkirkan material longsor.
Dengan peralatan seadanya, mereka bekerjasama mengeruk tanah yang menutup jalan.
Hingga jalan pun bisa kembali dilalui kendaraan pada Selasa (16/11/2021) siang. Meskipun material longsor belum sepenuhnya bisa disingkirkan karena keburu turun hujan. Kondisi jalan pun masih licin karena adanya sisa tanah basah di badan jalan.
Menurut Camat Cepogo, Waluyo Jati, longsor terjadi di sejumlah tempat, namun paling besar di Dukuh Taring. Beruntung warga memiliki semangat gotong royong yang tinggi untuk segera membuka jalan yang tertutup material longsor.
“Kami juga mengapresiasi gerak cepat TNI dan Polri yang turut membantu warga,” katanya di lokasi kejadian.
Meskipun jalan sudah bisa dilalui kendaraan, namun warga diminta hati- hati karena kondisi jalur masih licin.
“Apalagi siang hari, hujan kembali turun sehingga sisa tanah basah menjadikan jalan menjadi licin,” ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan hati- hati. Pasalnya, musim hujan masih panjang sehingga ancaman bencana longsor masih terus terjadi.
“Kami juga sudah menyiagakan tim siaga bencana desa sehingga bisa bergerak cepat memberikan bantuan jika sewaktu- waktu terjadi bencana,” ujar dia.
Senada, Kades Wonodoyo, Tarto mengakui, kawasan desanya memang rawan terjadi longsor pada musim penghujan. Hampir setiap musim hujan terjadi longsor. Mengingat kawasan Desa Wonodoyo di lereng Merapi sehingga banyak tebing curam.
“Sebagian jalan penghubung antar desa berada di bawah tebing yang curam. Saat terjadi longsor, material tanah rawan menutup jalan di bawahnya,” papar dia. Waskita