SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Tiga investor dikabarkan balik kanan alias batal menanam investasinya di wilayah Desa Bumiaji, Kecamatan Gondang, Sragen.
Kondisi sarana infrastruktur utamanya jalan dan jembatan penghubung yang ada di desa itu dinilai kurang mendukung. Hal itulah yang diduga membuat para pemodal memutuskan untuk mengurungkan niatnya berinvestasi.
Padahal, satu di antara tiga investor itu disebut masih kerabat Presiden RI, Joko Widodo. Hal itu diungkapkan Kades Bumiaji, Budiyono.
“Kemarin ada beberapa investor sudah masuk dan melihat-lihat ke lapangan. Tapi begitu melihat kondisi infrastruktur akhirnya balik kanan semua tiga-tiganya,” paparnya kepada JOGLOSEMARNEWS.COM saat ditemui di Kecamatan Gondang.
Budi menguraikan tiga investor itu sebenarnya diperkirakan investor kelas besar. Pertama, investor yang datang dikabarkan dari keluarga Presiden Jokowi.
Namun setelah melakukan survei ke lapangan, kemudian belum ada kejelasan lagi. Padahal utusan dari keluarga Presiden itu sudah tiga kali melalukan survei di lokasi yang akan dibidik untuk investasi.
“Sampai sekarang nggak ada kejelasan. Kemudian ada lagi investor datang dari perusahaan apa kami belum tahu. Yang bawa dari Sragen, begitu melihat kondisinya memang lahannya dirasa terlalu tinggi tarifnya. Lalu juga masalah infrastruktur, akhirnya juga balik kanan,” terangnya.
Yang terakhir datang adalah investor dari Bandung. Sempat tengak tengok dan cek lokasi, investor itu juga urung menanamkan investnya karena merasa dukungan infrastruktur kurang memadai.
“Ada juga investor dari peternak yang mau kesitu. Tapi ya itu tadi, kendalanya
yang dikeluhkan rata- rata akses jalan,” jelas Budiyono.
Budiyono menyampaikan sebenarnya sangat disayangkan peluang investasi itu batal. Menurutnya infrastruktur yang selama ini dikeluhkan antara lain akses jalan dari Bumiaji-Toyogo yang dirasa sempit dan jelek.
Jalan poros yang sebelumnya bekas jalan lori tebu PG Mojo, hingga kini memang terbiarkan rusak dan tak lagi diurus oleh PG Mojo.
Atas kondisi itu, pihaknya sangat berharap Pemkab bisa tergerak memperbaiki infrastruktur di wilayahnya. Sehingga bisa mendukung iklim investasi di Bumiaji.
“Harapan kami jalannya bisa diperluas lagi, dengan begitu Insya Allah akan jadi akses terdekat dengan exit tol dan bisa mendukung investasi,” jelasnya.
Jalan poros sepanjang 5,5 kilometer itu saat ini kondisinya memang sangat rusak parah. Kemudian infrastruktur lain yang rusak adalah jembatan penghubung di Bumiaji.
Jembatan itu kondisinya juga sangat sempit dan tidak memadai. Terpisah, Kepala DPMPTSP Kabupaten Sragen, Tugiyono mengatakan selama ini sebagian investor memang kadang langsung main tembak dan mensurvei ke lapangan tanpa koordinasi dengan dinasnya.
Meski tidak salah, akan tetapi ia berharap investor yang ingin berinvestasi ke Sragen sebaiknya berkoordinasi dengan DPMPTSP terlebih dahulu. Sehingga bisa diarahkan wilayah mana yang cocok dan memungkinkan.
“Kendalanya kadang mereka langsung survei lapangan dulu, tanpa koordinasi. Ketika ada masalah baru kesini. Kami kan jadi sulit untuk mengarahkan. Kalau koordinasi dulu kan bisa diarahkan kira-kira butuh lahan berapa, usahanya apa, aksesnya gimana, kan bisa kita petakan kira-kira wilayah mana yang sesuai,” jelasnya. Wardoyo