KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM – Banyak yang tidak menyangka kesuksesan sebuah desa terpencil di kaki Gunung Lawu, Karanganyar ini.
Desa ini bernama Desa Berjo, di Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jateng. Desa ini merupakan desa kaya dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tembus Rp 8 miliar per tahun.
Tingginya PAD juga diikuti diikuti dengan kisah sukskes dan kesejahteraan para warganya.
Sebagai informasi, Desa Berjo memiliki 6 objek wisata unggulan dan tergolong laku dengan tingkat kunjungan wisata mencapai 90.000 orang per bulan.
Keenam objek wisata tersebut adalah air terjun Jumog, telaga Madirda, Taman Hutan Rakyat Tahura, Kampung Gunung, Candi Sukuh, Tenggir Park.
Namun dari 6 objek wisata tersebut yang hingga saat ini baru tergarap optimal memberikan kontribusi Pendapatan Asli Desa PAD hanya air terjun Jumog dan telaga Madirda dengan jumlah kunjungan wisata masing-masing 30.000 orang per bulan.
Sehingga, jumlah keseluruhan pengunjung pada 2 obyek wisata tersebut 60.000 orang per bulan posisi kunjungan kategori ramai.
Diketahui, tiket masuk untuk 2 obyek wisata air terjun Jumog dan telaga Madirda sama yakni sebesar Rp 15.000 per orang. Dengan demikian PAD dari tiket masuk objek wisata saja terkumpul sebesar Rp 10.9 miliar per tahun, belum lagi pemasukan dari sektor parkir wisata dan pungutan karcis kios.
“Iya memang ada 6 obyek wisata di Desa Berjo ini tapi yang tergarap dalam arti berkomitmen memberikan PAD untuk desa ya baru air terjun Jumog dan telaga Madirda melalui lembaga BumDes Desa Berjo,” ungkap Kades Berjo Suyatno (50) kepada JOGLOSEMARNEWS.COM .
Diakui Suyatno, Desa Berjo memang tergolong kaya dengan PAD dari 2 obyek wisata saja sudah menyentuh hampir Rp 11 miliar per tahun jika posisi ramai, dan itu belum termasuk bantuan Dana Desa dari pemerintah pusat sekitar Rp 1,1 miliar dan sumber penghasilan desa lainnya yang sah pasalnya di Desa Berjo sangat prospektif untuk investasi bisnis desa wisata karena sumber daya alamnya mendukung.
Meski demikian, dengan PAD yang besar tersebut, Pemdes Berjo tetap memprioritaskan anggaranย orientasi pada kesejahteraan rakyat sebesar hampir Rp 800 juta per tahun secara rutin. Yakni pemberian bantuan keuangan untuk RT sebesar Rp 10 juta, sedangkan jumlah total RT di Desa Berjo sebanyak 50 RT sehingga tersalur Rp 500 juta per tahun secara rutin berlangsung sudah setahun ini.
Selain itu, Pemdes juga memberikan bantuan rutin sembako kepada warga tidak mampu sekitar 300 paket.
Danย yang fantastis lagi, Pemdes Berjo memberikan bantuan tali asih kepada setiap orang yang meninggal dunia Rp 1 juta per orang diterima keluarganya.
Adapun bantuan biaya infrastruktur desa juga dialokasikan guna pembangunan desa non bantuan dari pemerintah seperti membuat jalan baru kelas gang kampung dan lainnya.
“Ya Alhamdullah komitmen Pemdes dan BumDes Berjo adalah mengutamakan kesejahteraan rakyat dan pengembangan infrastruktur menuju Sukses Desa Wisata,” tandasnya.
Suyatno mengadakan desa wisata adalah jantung Desa Berjo sehingga program ekspansi infrastruktur terus dilakukan danย yang sekarang iniย menggarap 3 objek wisata baru camping ground, pengolahan sampah wisata untuk listrik desa dan gas masak warga serta PLTA desa yang akan memanfaatkan air dari telaga madirda.
“Sudah kami klasifikasikan untuk program besar pengolahan sampah wisata menjadi biogas dan PLTA desa bekerjasama dengan UNS, sedangkan untuk pengembangan camping ground itu murni dari alokasi APBDes,” ujarnya.
Saat ini yang belum terwujud adalah bantuan laptop per RT sebanyak 50 laptop namun diharapkan tahun 2022 akhir bisa direalisasikan. Selain itu pada 2023 juga akan diupayakan program pembiayaan kuliah gratis untuk pelajar prestasi dari Desa Berjo.
“Khusus program kuliah gratis secara bertahap dan syaratnya usai dikuliahkan harus kembali ke Desa Berjo sebagai SDM handal,” pungkasnya. Beni Indra
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com