JOGLOSEMARNEWS.COM Umum Nasional

Kasus Covid-19 Menanjak Hingga 3.000 Kasus, Pakar Sarankan Ini Untuk Pemerintah

Pandemi Covid-19 masih terjadi
ilustrasi virus Corona
   

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM  – Pemerintah dinilai perlu melakukan effort tambahan untuk mengendalikan kasus Covid-19 yang terus mengalami kenaikan.

Demikian disarankan oleh  Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020, Tjandra Yoga Aditama.

Tjandra mengatakan hal itu terkait dengan kasus Covid-19 yang terus melonjak. Sebagaimana diketahui, per Sabtu (22/1/2022), kasus Covid-19 mencapai lebih dari 3.000 kasus.

“Pemerintah perlu melakukan sesuatu yang lebih dari pada yang dilakukan di hari-hari sebelumnya.
Tidak bisa hanya dengan kegiatan yang sama saja. Sehingga perlu peningkatan aktivitas protokol kesehatan,” ujar Tjadra melalui pesan singkat, Sabtu (22/1/2022).

Memang, kata Tjandra, dengan angka 3.000 kasus per hari belum perlu menaikkan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Namun, jelas harus ada aktivitas tambahan yang perlu dilakukan di hari-hari mendatang ini.

Protokol kesehatan, Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu berujar, bukan hanya diterapkan saja tapi harus lebih ketat lagi. Kebiasaan new normal harus menjadi now normal. Selain itu, himbauan dan aturan tentang work from home (WFH) misalnya, juga perlu diikuti dengan implementasi aturan langsung di lapangan.

Baca Juga :  PPP dan TPN Ganjar-Mahfud Ajukan Gugatan PHPU di MK Hampir Bersamaan

“Mungkin baik juga di analisis tentang pembelajaran tatap muka di sekolah, apakah tetap 100 persen, atau barangkali dipertimbangkan kalau perlu diturunkan 75 persen dan lain-lain,” tutur Tjandra.

Selain itu, Tjandra juga menyarankan, agar harus lebih meningkatkan lagi tes dan telusur, termasuk meningkatkan ketersediaan PCR-SGTF, dan lain-lain. Juga perlu ditingkatkan penelusuran kasus secara masif pada kejadian transmisi lokal yang sudah ada ratusan orang, baik telusur ‘ke depan’ kepada siapa mereka menularkan dan juga ‘telusur ke belakang’ dari mana mereka tertular.

Vaksinasi, disebut Tjandra juga perlu ditingkatkan, baik vaksinasi dua kali maupun vaksinasi booster. Sampai 19 Januari 2022 masih sekitar 42 persen penduduk dan lebih dari 55 persen lansia belum mendapat vaksinasi memadai. “Vaksinasi booster akan baik kalau amat ditingkatkan dan dipermudah pelaksanaannya,” katanya

Baca Juga :  Hanya PDIP dan PKS yang Diprediksi Menjadi Oposisi bagi Prabowo-Gibran

Tjandra yang saat ini menjabar sebagai Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Jakarta itu juga meminta agar semakin ditingkatkan upaya untuk menjamin pencegahan penularan dari mereka yang datang dari luar negeri ke masyarakat sekitar. “Termasuk melakukan pengawasan pasca karantina.”

Peningkatan surveilans yang ketat dengan data akurat juga perlu dilakukan. Di satu sisi, Tjandra berujar, jangan sampai terlambat untuk menarik ‘rem darurat’ kalau sekiranya diperlukan, dan di sisi lain jangan pula terlalu cepat melakukan pengetatan kalau belum sepenuhnya diperlukan.

“Komunikasi risiko ke masyarakat luar perlu makin intensif. Bukan saja untuk memberi pemahaman tentang program yang ada tetapi juga untuk membuat masyarakat tidak perlu panik,” tutur Tjandra.

www.tempo.co

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com