JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Karanganyar

Meretas Jalan Pelestarian Lingkungan, Donny Prabowo Ungkap Sosok Sartono, Sang Perawat Lingkungan Alam Gunung Lawu

Donny Prabawa STL dan buku karyanya / Foto: Beni Indra
   

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM Memasuki musim penghujan ini, biasanya dibarengi dengan datangnya bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Tak terkecuali dengan kawasan sekitar lereng Gunung Lawu, Karanganyar. Terkait itulah, penulis buku Donny Prabawa STL (43) mengingatkan tentang perlunya perhatian ekstra terhadap alam di kawasan Gunung Lawu.

Pasalnya, ternyata di kawasan Gunung Lawu terdapat nilai-nilai tentang konsistensi masyarakatnya merawat alam karena menyadari hubungan keseimbangan tersebut sebagai spirit nafas nyata masyarakat yang hidup di lereng Gunung Lawu.

Harmonisasi hubungan antara manusia dengan alam tersebut, secara implisit terlihat dari nilai-nilai budaya tentang bagaimana masyarakat menjaga, monghormati dan melestarikan alam.

Sedangkan di era sekarang nilai-nilai kesadaran menjaga keseimbangan manusia, alam melahirkan budaya kian tergerus sehingga potensi ancaman bencana besar pula terjadi.

“Buku ini mengupas tentang tugas rakyat sebagai masyarakat merawat alam di Gunung Lawu yang dilakukan oleh Sartono (65), warga Kecamatan Jenawi. Berkat keikhlasannya menjaga alam, maka  implikasi tugas-tugas  Sartono itu melahirkan nilai-nilai luhur yang perlu dipedomani oleh generasi sekarang,” ungkap Donny Prabawa di sela acara bedah bukunya berjudul Meretas Pelestarian Lingkungan dan Budaya di Kawasan Gunung Lawu, Sabtu (8/1/2022) di Karanganyar.

Lebih lanjut buku itu mengupas potensi ancaman bencana ke depan berupa bencana Hydrometeorologis yakni kejadian bencana yang berhubungan atau berbasis dengan air.

Di antaranya tanah longsor, banjir serta kekeringan yang mana trennya meningkat pesat dari jumlah kasus semula tahun 2004 sebanyak 775 kasus lalu setiap tahun meningkat seribu kasus hingga puncaknya pada tahun 2020 menjadi sebanyak 4.650 kasus bencana.

“Bencana berbasis Hydrometeorologis itu terjadi karena rusaknya hubungan keseimbangan manusia dengan alam menyebabkan alam rusak dan akhirnya muncul bencana,” tandas Donny Prabawa.

Potensi itu juga sangat mungkin terjadi di kawasan Gunung Lawu Karanganyar dan sekitarnya, yang mana satu indikator kecil di Tawangmangu pernah terjadi banjir yang tidak lazim karena letaknya di dataran tinggi.

“Ini indikator ringan belum lagi yang lain, maka perlu perhatian serius menjaga keseimbangan alam dan manusia,” pungkasnya. Beni Indra

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com