JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Boyolali

Dampak Pandemi, Pembatalan Calon Haji di Boyolali pun Meningkat

Ilustrasi jemaah haji / pixabay
   

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM Ternyata pandemi Covid-19 benar- benar berdampak terhadap pendaftar haji di Boyolali.

Tak hanya jumlah pendaftar yang menurun, namun pandemi juga berimbas banyaknya Calhaj yang membatalkan pendaftaran haji.

“Tahun 2021 lalu, tercatat ada 114 calhaj yang membatalkan pendaftaran haji. Otomatis, uang pendaftaran juga dikembalikan pada yang bersangkutan,” ujar Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Asikin, Minggu (6/2/2022).

Rinciannya 70 calhaj membatalkan pendaftaran karena wafat, 3 orang karena sakit dan 40 karena alasan lain-lain. Pembatalan dengan alasan lain-lain juga didominasi alasan ekonomi.

Menilik imbas pandemi covid-19 yang sudah melanda selama dua tahun.

Dijelaskan ada beberapa calhaj yang sebelumnya mendaftar kemudian keadaan ekonominya tidak stabil akibat pandemi tersebut.

Baca Juga :  PT Pertamina Patra Niaga JBT Siagakan Pasokan Avtur untuk Hajj Flight di Bandara Adi Soemarmo

Uang pendaftaran haji pun terpaksa diambil untuk kebutuhan sehari-hari.

Kemudian pembatalan didominasi karena calhaj wafat dan tidak ada keluarga yang menggantikan. Sedangkan calhaj yang sakit keras ada juga yang membatalkan untuk biaya berobat. Ada pula pelimpahan calhaj pada anggota keluarga.

“Selama 2020-2021 tercatat sebanyak 103 orang.”

Rinciannya, pelimpahan karena wafat sebanyak 99 orang serta 3 orang karena sakit keras.

“Untuk pelimpahan ini juga banyak. Jadi calhaj yang terdaftar melimpahkan pada anggota keluarga lainnya. Ada yang sakit keras dan tidak memungkinkan berangkat. Tapi kebanyakan karena wafat.”

Asikin menambahkan, untuk biaya pendaftaran haji masih sama, yakni Rp 25 juta. Pendaftaran haji juga dilayani di Gedung Baru Kemenag Boyolali yang terletak di Jalan Pandanaran, Boyolali Kota.

Baca Juga :  Program TMMD Sengkuyung II Digelar di Desa Gunung, Kecamatan Simo, Boyolali,  Ini Sasaran Kegiatannya

Sebelumnya, pendaftar ibadah haji mengalami penurunan. Dalam setahun rata-rata ada tiga ribu pendaftar haji. Namun, selama situasi pandemi pendaftar haji menurun hingga 50 persen. Hal tersebut ditengarai karena perekonomian masyarakat yang menurun akibat pandemi.

Dari data 2019, sebelum adanya pandemi, terdapat 3.102 pendaftar ibadah haji. Tahun-tahun sebelumnya juga berkisar tiga ribu. Namun, sejak adanya pandemi, pada 2020 pendaftar haji menjadi 1.189 orang.
“Kemudian 2021 naik sedikit menjadi 1.576 pendaftar.”

Selain itu, waktu tunggu pelaksanaan ibadah haji juga mundur. Awalnya diperkirakan selama 28 tahun. Namun, selama dua tahun pandemi,
Pemerintah Arab Saudi tidak membuka ibadah Haji bagi calon jamaah (Calhaj) asal Indonesia.

“Dampaknya, waktu tunggu semakin lama dan mencapai 30 tahun.” Waskita

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com