Beranda Daerah Sragen Fakta Baru Tili Super Hero Asal Sragen Ternyata Bernama Asli Paiman. Sang...

Fakta Baru Tili Super Hero Asal Sragen Ternyata Bernama Asli Paiman. Sang Ibu Ungkap Sejarah Namanya!

Tili (35) warga kelahiran Sragen yang kini merantau di Palu Sulteng saat membawa ban yang melilit buaya raksasa setelah berhasil dilepaskannya dengan aksi heroik. Penampakan buaya raksasa yang terlilit ban bertahun-tahun dan akhirnya diselamatkan Tili. Foto kolase/JSnews

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kisah heroik Tili (35), pria asal Sragen yang berhasil menaklukkan dan menyelamatkan buaya berkalung ban berukuran 4 meter di Palu, Sulawesi Tengah, menguak fakta baru.

Nama Tili yang terkesan agak unik itu ternyata bukan nama aslinya. Nama yang membuatnya dikenal di seantero nasional berkat keberaniannya itu adalah nama panggilan.

Hal itu diungkapkan sang ibu, Waginem (70) yang tinggal di Dukuh Pondok Rt 19, Desa Kandang Sapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen.

“Asline jenenge Paiman Mas. Nak neng deso biyen seringe dipanggil Mantili. (Nama aslinya Paiman Mas. Dulu di desa seringnya dipanggil Mantili). Nah mungkin di sana yang dikenal justru panggilannya Tili,” ujar Waginem ditemui di kediamannya, Jumat (17/2/2022).

Paiman sering dipanggil Mantili atau Tili meninggalkan kampung halamannya sudah hampir 12 tahun lalu. Saat itu ia memutuskan merantau dan kemudian hidup bersama sang istri di Palu.

Waginem menyampaikan sosok tili berhasil menangkap buaya kalung ban di Palu sempat membuatnya kaget.

Pasalnya sejak pertama kali meninggalkan kampung, Tili sudah bertahun-tahun tidak ada kabar dan tidak pernah pulang kampung.

“Iya kaget Mas. Sudah tahun- tahunan hampir 12 tahun tidak pernah pulang. Ini malah dapat kabar bahwa di perantauan sana menangkap buaya terus banyak orang yang membicarakan Tili sampai warga sini di HP ada gambar Tili anakku,” tutur Waginem terharu.

Baca Juga :  RSU Hastuti Sragen Resmi Dibuka oleh Bupati Yuni, Menjadi RS Ke-13 di Kabupaten Sragen

Menurut Waginem, Tili sejak kecil sudah terbiasa menyatu dan bersahabat dengan alam. Bahkan Tili yang sejak kecil hidup di desa tidak mau bersekolah lebih memilih aktivitas sehari-hari di alam atau di hutan.

Menangkap hewan, bermain di sungai hingga berburu burung di hutan menjadi kebiasaannya semasa tinggal di desa.

“Iya kalau berhasil nangkap hewan seperti itu udah gak kaget lagi Mas. Tili sejak kecil suka bermain di sungai dan cari burung di hutan. Sudah biasa nangkap berbagai jenis hewan, bahkan Tili dulu nggak mau sekolah,” bebernya.

Walau tidak menamatkan bangku SD, sosok Tili rupanya juga tidak pernah menyusahkan orang tua.

Waginem menyebut putranya itu selalu membantu orang tua mencari kebutuhan hidup sehari-hari di hutan.

“Kadang kalau gak pingin makan sayur bayem dia selalu cari ikan di sungai,” ujar Waginem.

Rasa bangga dan kangen diungkapkan langsung oleh kakak kandung Tili Tarumi. Ia berharap Tili bisa segera pulang kampung dan bertemu kembali dengan keluarga.

Baca Juga :  Semakin Parah, KPU Sragen Gelar Rapat PPS di Hotel Berbintang, Tokoh Sragen Murka: Pemborosan dan Akal-akalan Anggaran

Sementara itu, Sekretaris Desa Kandangsapi, Ari membenarkan sosok Tili pawang buaya di Palu adalah warganya.

“Iya benar. Dia namanya Tili, warga desa kami. Dia kelahiran Dukuh Pondok RT 19, Kandangsapi, Jenar,” jelasnya.

Sekdes menuturkan Tili sudah lama merantau ke Sulawesi tepatnya di Palu Sulawesi Tengah.

Dari keterangan warga, ia sudah lebih dari 10 tahun meninggalkan kampung halaman demi mengais dan merubah hidupnya di pulau Celebes.

“Istrinya orang sana (Palu) dan sudah menetap lama di Palu. Yang tinggal di sini hanya ibunya. Mbah Waginem Ceblong,” tutur Ari. Wardoyo