JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah

Dengar Kelakuan AKBP M Tega Perkosa Bocah Miskin Berusia 13 Tahun, Netizen Murka. Ada yang Minta Dikirim ke Ukraina sampai Dihukum Rajam

Ilustrasi perkosaan mesum bocah di bawah umur. Foto/JSnews
   

GOWA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus dugaan perkosaan yang dilakukan seorang perwira polisi berpangkat AKBP di Gowa Sulsel berinisial AKBP M terhadap bocah 13 tahun yang menjadi pembantu rumahnya, langsung memantik kegeraman netizen.

Beragam hujatan dan kecaman dialamatkan untuk sang perwira yang kini dilaporkan ke Propam tersebut.

Mereka mayoritas geram dengan tindakan oknum polisi yang seharusnya melindungi masyarakat namun justru tega merusak masa depan seorang bocah.

Beberapa komentar para netizen di antaranya dari akun @JajaMbay: Coba ya perwira² itu di kirim saja ke Rusia dan Ukraina.

@ola_umi: Paling sedih marah klu denger anak diperkosa. Sdh gitu oknum polisi Perwira lgi pelakunya. Hukum kebiri dan Seumur hidup aja. Ga ada jera jeranya. Atau hukum rajam.

@sejahterahman: Kok bisa ya selevel AKBP punya moral yg sebejat ini?? Maaf, kenapa gak “jajan” aja misal kalau emang gak bs nahan hasrat & tdk bs dilampiaskan ke istr*nya?? Kenapa harus sampai memp*rk*sa???

@evalez_fr: Perwira Menengah koq seperti itu kelakuannya, bisa dibayangkan bagaimana bawahannya

Dari pengakuan korban berinisial IS (13), ia mengaku sudah dicabuli oleh AKBP M sejak baru awal bekerja di rumah pelaku.

Ia mengatakan pelaku terus memaksanya dengan iming-iming ingin membiayai biaya sekolahnya dan membiayai hidup keluarganya.

Baca Juga :  Duh, Tragis! Mayat Seorang Wanita Dicor di Dalam Rumah di Sulsel

Korban IS sendiri menerangkan bahwa dirinya memang hidup miskin bersama keluarganya dan menerima pekerjaan sebagai ART di rumah polisi tersebut.

IS mengaku diperkosa di rumah kedua milik majikannya. Sedangkan anggota keluarga sang majikan tinggal di rumah yang pertama.

Kakak kandung sulung korban, AI (28) juga membuka kesadisan sang perwira yang tega menggagahi adiknya.

Kepada awak media, ia membenarkan adiknya jadi korban budak seks oknum perwira AKBP M selama berbulan-bulan.

“Iya Pak (korban jadi budak seks AKBP M). Sudah 5 bulan Pak ditiduri (perkosa) saya punya adik,” kata AI saat dimintai konfirmasi terpisah, Senin (28/2/2022).

AI mengatakan, korban selama ini bekerja sebagai pembantu di rumah AKBP M sejak September 2021. Korban selanjutnya diperkosa pada Oktober 2021.

“(Adik saya) Baru 3 hari kerja di situ dia (AKBP M) baru mau mencoba setubuhi saya punya adek tapi adek saya menolak,” katanya.

“Tapi adekku masih lanjut kerja. Dia masuk kerja bulan 9 pertengahan. Bulan 10 adekku sudah dia setubuhi,” katanya.

Sejak saat itu, AKBP M dituding terus memperkosa korban. Korban diduga menjadi budak seks pelaku hingga pada Februari 2022.

“Banyak kali (korban diperkosa) pengakuannya, kalau meurut pengakuan bulan dalam sebulannya ada 3 kali. Sekarang jalan 5 bulan (Oktober-Februari),” cetus AI.

Korban yang bekerja sebagai pembantu di rumah AKBP itu bahkan diperkosa berulang kali seperti budak seksnya.

Baca Juga :  Usai Laporkan Dugaan Perselingkuhan Suami, Isteri TNI Ini Malah Jadi Tersangka, Begini Penjelasan Polda Bali

Perwira polisi tersebut diketahui tinggal di Kabupaten Gowa. Aksi bejatnya diduga telah dilakukan sejak Oktober 2021 lalu dan terus berlangsung hingga Februari 2022.

Selama hampir lima bulan, korban mengaku dipaksa melayani nafsu bejat sang perwira.

Meski awalnya sempat menolak, korban akhirnya tak kuasa melawan kehendak pelaku yang sempat mengiming-imingi akan menyekolahkan korban.

Korban selama ini diketahui berasal dari keluarga miskin sehingga terpaksa harus bekerja sebagai pembantu.

Propam Polda Sulsel kini turun tangan menyelidiki kasus dugaan pemerkosaan yang dilakukan AKBP M.

“Baru tadi dengar beritanya. Masih kita lidik (selidiki),” kata Kabid Propam Polda Sulsel Kombes Agoeng Adi Koerniawan, Senin (28/2/2022).

Propam Polda Sulsel mengakui telah mengantongi hasil visum terhadap korban. Korban divisum di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.

“Nanti kalau terbukti nanti kita proses tuntas ya,” tutur Agoeng.

Agoeng juga belum mengkonfirmasi soal penyidik Propam yang dikabarkan sudah memeriksa keterangan awal terhadap korban. Dia mengatakan pihaknya perlu berhati-hati mengusut kasus ini.

Pasalnya korban masih kecil dan di bawah umur. Hal itu dilakukan untuk menjaga psikologis korban.

“Ini kan anak kecil, jangan sampai saya terbuka dia tambah korban. Kita harus hati-hati karena dia anak kecil ya,” katanya.

www.tribunnews.com

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com