JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Kabar Duka, 4 Warga Sragen Kembali Meninggal Terpapar Positif dan Tambah 18 Kasus Baru Hari Ini

Ilustrasi pemakaman protokol covid-19. Foto/PMI Sragen
   

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kasus covid-19 di Sragen masih menunjukkan penambahan. Namun tren penambahan mulai menurun.

Hingga Selasa (22/3/2022) petang, jumlah kasus covid-19 dilaporkan bertambah 18 kasus dalam sehari dan 4 warga meninggal dunia.

Berdasarkan data terbaru covid-19 yang dilansir website resmi corona.sragenkab.go.id, hingga Selasa (22/3/2022), jumlah tambahan kasus baru tercatat sebanyak 18 positif sehari ini.

Sementara jumlah kasus positif aktif tercatat masih 131 orang. Terdiri dari 46 orang tanpa gejala dan 85 dalam perawatan atau simptomatis.

Baca Juga :  Geger Penemuan Mayat Gadis Cantik Mengambang di Sungai Mungkung Sragen, Saat Ditemukan Korban Tanpa Busana

Sebanyak 4 pasien kembali dilaporkan meninggal dunia dalam dua hari ini. Kemudian jumlah total kasus sejak awal pandemi mencapai 19.084 orang.

Dari jumlah itu, 17.462 pasien dinyatakan sudah sembuh. Kemudian ada 1.491 pasien positif yang meninggal dunia.

Kepala DKK Sragen, Hargiyanto mengatakan kenaikan kasus positif dalam beberapa waktu terakhir salah satunya dipengaruhi karena gencarnya tracing yang dilakukan terhadap kontak erat dari temuan kasus positif.

“Setiap satu temuan kasus positif, kita langsung tindaklanjuti dengan tracing minimal 20 sampai 30 orang di lingkungannya yang kontak erat,” paparnya.

Baca Juga :  Konvoi Kelulusan SMA di Sragen Berhasil Dibubarkan Polsek Sumberlawang, Ratusan Pelajar Berhasil Diamankan di Waduk Kedung Ombo (WKO)

Meningkatnya angka positif harian di Sragen itu juga tak lepas dari cepatnya penyebaran. Mayoritas kasus positif yang ditemukan adalah klaster keluarga.

Meski demikian, ia menyampaikan dari tambahan kasus harian yang terjadi, mayoritas berkondisi tanpa gejala alias asimptomatis.

Atas kondisi itu, pihaknya menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga Prokes. Yakni dengan menjaga jarak, pakai masker, cuci tangan, mengindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Kalau yang meninggal biasanya ada komorbid atau penyakit penyerta,” imbuhnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com