Beranda Daerah Boyolali Rela Menahan Kantuk dan Lelah, Komunitas GGS Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali...

Rela Menahan Kantuk dan Lelah, Komunitas GGS Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali Bangunkan Warga untuk Sahur

Para pemuda Masjid Sholihin Sukowoya-Kembang, Desa Canden, Sambi, Boyolali yang tergabung dalam komunitas Gugah Gugah Sahur (GGS)  tengah membangunkan warga untuk sahur dengan cara unik / Foto: Waskita

BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Pemuda Masjid Sholihin Sukowoya-Kembang, Desa Canden, Kecamatan Sambi, Boyolali turut berkiprah di bulan puasa ini.

Ya, pemuda yang tergabung dalam komunitas Gugah-gugah Sahur (GGS) itu rela berkeliling kampung untuk membangunkan warga agar tak lupa makan sahur.

Namun, mereka punya cara tersendiri, tidak berteriak- teriak sepanjang jalan kawasan pemukiman.

Namun mereka menggunakan  alunan musik dari orgen serta perangkat sound sistem yang dibawa dengan menggunakan gerobak.

Ditambah lagi sang vokal yang menyanyikan lagu Sahur-sahur ditingkah rombongan GGS itu untuk memekikkan suara kata ‘sahur’ diakhir bait lagu yang dinyanyikan.

Puluhan pemuda masjid cukup totalitas dalam mempersiapkan musik patrol ini.

“Bahkan persiapan GGS ini sudah dimulai sejak pukul 22.00. Yaitu, usai para pemuda itu tadarus Al Qur’an di masjid setempat,” ujar Suyadi, koordinator GGS Kembang-Sukawoya, Minggu (17/4/2022) malam.

Usai mengaji Al Qur’an, beberapa pemuda mengambil gerobak dorong dan diparkir di halaman masjid.

Baca Juga :  Tilap Uang Rp 1,9 M, Dua Tersangka Dugaan Korupsi Puskesmas Kemusu, Boyolali Ditahan

Sejurus dengan itu, pemuda lain kemudian meletakkan genset dan perangkat sound sistem. Tak lupa, orgen pun turut dibawa.

“Juga lampu penerangan karena belum semua jalan kampung ada lampu penerangan jalan umum.”

Beberapa pemuda lainnya kemudian mempersiapkan lirik lagu dengan mencatatnya pada sebuah kertas. Lirik lagu itu kemudian dikoordinasikan dengan pemain orgen. Tepat pukul 02.00, GGS pun dijalankan.

Mereka memang lebih dini beraksi. Pasalnya, warga di pedesaan biasa memasak dahulu untuk kegiatan sahur bagi keluarganya. Para pemuda itu langsung berjalan menyusuri jalan perkampungan di tengah-tengah pemukiman warga hingga sejauh 1,5 km.

“Kegiatan rutin ini pun dijadikan andalan masyarakat agar bisa bangun sahur.  Kemarin pas pandemi, awalnya kami tidak keliling. Tapi banyak masyarakat yang kemudian bertanya. Makanya puasa ini kami selenggarakan lagi.”

Usai keliling, para remaja kemudian kembali lagi ke masjid sekitar pukul 03.30. Selanjutnya, mereka makan sahur bersama di serambi masjid, sekaligus untuk meningkatkan kebersamaan. Tanpa piring, mereka makan dengan alas daun pisang.

Baca Juga :  Bocah Korban Penganiayaan di Desa Banyusri, Boyolali Peroleh Perlindungan LPSK

“Usai sahur, lalu sholat subuh berjamaah dan dilanjutkan mengaji sebentar, baru pulang.” Waskita