JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Wabah PMK di Sragen Meluas, Ditemukan Suspek Baru di Kecamatan Karangmalang dan Jenar

Kondisi sapi milik peternak di Desa Gemantar, Mondokan, Sragen yang mati mendadak Minggu (10/4/2022). Foto/Wardoyo
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda ternak di Sragen dilaporkan terus meluas.

Setelah 6 ekor sapi dinyatakan positif, sejumlah sapi di beberapa wilayah kecamatan juga dilaporkan terindikasi suspek dengan gejala hampir sama.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Sragen, Rina Wijaya.

Kepada wartawan ia menyampaikan dari enam kasus positif itu, pihaknya kemudian menerjunkan tim untuk melakukan pengecekan ke 20 kecamatan.

Hasilnya, petugas mendapati sejumlah sapi di beberapa kecamatan terindikasi terjangkit penyakit yang sama.

Baca Juga :  Berkah Hari Raya Idul Fitri Toko Pusat Oleh-oleh di Sragen Diserbu Pembeli

Sejauh ini, kasus suspek PMK itu ditemukan terjadi di beberapa wilayah kecamatan. Seperti di Kecamatan Karangmalang dan Kecamatan Jenar.

Namun ia memastikan jumlah sapi yang suspek itu masih di bawah 10 ekor.

“Ada di beberapa wilayah (sapi suspek PMK). Tapi saya nggak hafal jumlahnya. Ada di Karangmalang dan Jenar. Kisarannya di bawah 10 ekor,” paparnya Selasa (24/5/2022).

Rina menjelaskan sebagai tindak lanjut, petugas juga sudah diterjunkan untuk melakukan penyuluhan dan sosialisasi ke peternak.

“Kita sudah memberikan kisi-kisi gejala klinis PMK agar segera dilaporkan ke Dinas Peternakan,” terangnya.

Baca Juga :  OPTIMALISASI LORONG SEKOLAH MENJADI LORONG LITERASI

Terkait penanganan kasus PMK, Rina menyebut sapi-sapi yang positif PMK langsung dikarantina terpisah dari lainnya.

Kemudian sapi itu disupport vitamin dan asupan makanan. Di sisi lain, pihaknya juga mengimbau para peternak diminta untuk mengurangi interaksi dengan hewan yang sakit untuk menekan potensi penyebaran virus.

“Yang jelas harus diisolasi ternak itu, diobati dijaga asupan makan, jaga kebersihan ternak, dan kandang diberi disinfektan. Terus mengurangi interaksi manusia dengan hewan yang sakit. Memang tidak menular ke manusia, tapi manusia bisa menjadi penyebar,” tandasnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com