JOGLOSEMARNEWS.COM Panggung Musik

47 Tahun Perjalanan Grup Musik Kasidah Asal Semarang Nasida Ria, Melanglang Sampai Jerman

Grup kasidah Nasida Ria. instagram.com/nasidariasemarang
   

JOGLOSEMARNEWS.COM Nasida Ria merupakan grup kasidah modern asal kota Semarang yang dibentuk sejak tahun 1975. Grup kasidah modern tertua di Indonesia ini berkesempatan tampil di Jerman pada Opening Week Music Program Documenta Fifteen, Sabtu (18/5/2022). Nasida Ria tampil sebagai band pembuka dalam konser yang berlangsung di Kassel tersebut.

Penampilan mereka diunggah dalam akun Instagram @nasidariasemarang.

Hal itu seperti dalam video yang diunggah melalui akun Instagram @nasidariasemarang. Beberapa lagu yang mereka bawakan termasuk Kota Santri, Bom Nuklir, Dunia dalam Berita, dan satu lagu ikonik Perdamaian. Tidak hanya penonton asal Indonesia, bahkan warga asli Jerman pun tampak menikmati pertunjukan itu.

Grup Kasidah Nasida Ria Bertahan 47 Tahun

Tidakkah Anda asing dengan grup kasidah satu ini? Nasida Ria merupakan salah satu band kasidah modern Indonesia yang dibentuk sejak 1975. Personel di dalamnya terdiri dari sembilan orang wanita yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

Sebagai salah satu kelompok kasidah modern tertua di Indonesia, band ini awal mula dikelola oleh H. Mudrikah Zain, kemudian selanjutnya dikelola oleh Choliq Zalin. Sementara pendirinya adalah HM Zain, seorang guru qiraat. Awalnya, Zain mengumpulkan sembilan siswinya untuk menjadi band, di antaranya Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.

Pada awal pendiriannya, grup ini hanya menggunakan rebana sebagai alat musik. Namun, karena Wali Kota Semarang Iman Soeparto Tjakrajoeda yang merupakan penggemar grup itu, akhirnya menyumbangkan beberapa alat musik yang mampu menambah merdu instrument mereka. Alat musik tambahan yang diberikan berupa gitar bas, biola, dan gitar.

Album pertamanya berjudul Alabaladil Makabul, yang dibuat pada 1978 sering dibawakan Ira Puspita Records. Karena terinspirasi dari musik Arab, tiga album selanjutnya yang mereka buat pun juga menggunakan tema yang sama dan identik dengan bahasa Arab. Namun, dengan rekomendasi dari Kyai Ahmad Buchori yang mengatakan jika lagu yang mereka bawakan lebih efektif jika berbahasa Indonesia, akhirnya gaya lagu Nasida Ria diubah.

Beberapa lagu baru dengan aksen Indonesia ternyata lebih populer. Lagu-lagu yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia adalah Pengantin baru, Jilbab Putih, Kota Santri, dan Perdamaian. Pada masanya, lagu-lagu tersebut banyak diputar di radio. Grup band ini juga sering muncul di tayangan televisi nasional.

Bukan hanya sekali grup kasidah Indonesia ini tampil di Jerman. Mereka pernah diundang ke Berlin, Jerman untuk tampil di Die Garten des Islam (Pameran budaya Islam) oleh Haus der Kulturen der Welt. Kemudian, pada Juli 1996 mereka kembali ke Jerman untuk tampil pada Festival Heimatklange dengan acara di Berlin, Mulheim, dan Dusseldorf.

Pasca memasuki tahun 2000, Nasida Ria kehilangan ketenarannya. Beberapa anggota diganti dengan yang baru karena meninggal dunia dan ada yang memutuskan untuk keluar dari grup band. Saat ini, Nasida Ria memiliki 12 personel yaitu Hj Rien Djamain, Hj. Hamidah, Hj. Nadhiroh, Hj. Nurhayati, Hj. Nurjanah, Hj. Thowiyah, Hj. Afuwah, Sofiyatun, Titik Mukaromah, Uswatun Khasanah, Nazla Zain dan Alfiatul Khoiriyah.

Beberapa penghargaan yang pernah diraih grup band kasidah Nasida Ria yaitu termasuk penghargaan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) pada 1989. Lagu-lagunya juga sering dinyanyikan ulang oleh musisi tanah air modern seperti grup band Gigi, Krisdayanti, dan Haddad Alwi.

www.tempo.co

Baca Juga :  Mohammad Saleh : Kosgoro 1957 Jawa Tengah Solid Dukung Airlangga Hartarto Pimpin Golkar Kembali
  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com