JOGLOSEMARNEWS.COM Daerah Sragen

Harga Sawit Hancur Lebur di Titik Terendah, Warga Sragen di Perantauan Menangis

Ilustrasi buah kepala sawit sudah panen. Foto/Joglosemarnews.com
ย ย ย 

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM Harga sawit kembali dilaporkan memburuk. Meski tidak ada tanaman atau kebun sawit di Sragen, namun imbas hancurnya harga sawit turut berimbas untuk warga Sragen
yang ada di perantauan.

Sejumlah warga Sragen yang merantau di wilayah lahan sawit juga mengeluhkan harga komoditas sawit yang kembali anjlok hingga di bawah Rp 1.000 belakangan ini.

“Banyak yang nangis. Harga sawit ini anjlok sampai di bawah Rp 1.000. Usaha apa-apa juga sepi. Susah di sini kalau sawit murah,” ujar Narwan, salah satu warga Sragen yang merantau di Sosa, Padang Lawas, Sumatera Utara, Sabtu (25/6/2022).

Baca Juga :  Lebaran 2024 Telah Berlalu Saatnya Kembali ke Rutinitas, Bekerja dan Belajar Bolo

Ia menuturkan harga sawit sempat berada di level membaik beberapa bulan lalu ketika naik di angka Rp 3.000 hingga Rp 4.000.

Harga kemudian anjlok saat pemerintah melarang ekspor CPO. Usai petani sawit berdemo, pemerintah kemudian merubah kebijakan dengan membuka lagi keran ekspor CPO.

Sempat kembali beranjak naik, harga kembali harus berada di level terendah beberapa pekan terakhir. Narwan menyebut saat ini harga sawit di wilayahnya hanya di kisaran Rp 800 sampai Rp 1.300 per kg Tandan Buah Segar (TBS).

Kondisi serupa terjadi di Indragiri Hilir, harga TBS terjun bebas dari Rp 3.000/kilogram pada April lalu. Sekarang menjadi Rp 450 per kilogram.

Baca Juga :  Tingkatkan Pembangunan Desa Toyogo Sragen, Blesscon Kucurkan Dana CSR

โ€œHarga Rp 450 per kilogram ini di tingkat agen pada Kamis kemarin (23 Juni 2022), โ€ ujar Mulono Apriyanto, Ketua DPD Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Indragiri Hilir, Riau kepada media setempat.

Sementara di Jambi, harga TBS yang diterima petani antara Rp 500-Rp 900 per kilogram. Padahal di bulan April lalu, harga TBS yang diterima petani masih di atas Rp 3.000 per kilogram.

Padahal biaya pokok produksi sebesar Rp 1.800 per kilogram akibat meroketnya harga pupuk dan pestisida.

“Harapannya semoga harga sawit kembali naik biar petani bisa lagi bernafas,” imbuhnya. Wardoyo

  • Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
  • Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
  • Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
  • Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com