BOYOLALI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Kawasan Lereng Gunung Merapi – Merbabu ternyata kaya dengan aneka peninggalan sejarah masa silam.
Peninggalan tersebut masih terjaga hingga saat ini.
Seperti misalnya, situs Batu Tulis di Wonosegoro, Kecamatan Cepogo. Ada pula Sendang Pitu di wilayah Cepogo.
Masih di wilayah kecamatan yang sama, ada peninggalan sebuah candi yang masih utuh. Candi Lawang namanya.
Candi Lawang berada di Dukuh Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo itu masih dimanfaatkan untuk kegiatan sembahyang umat Hindu.
Jika diperhatikan dengan seksama, Candi Lawang memiliki struktur bangunan menyerupai Candi Prambanan.
Yakni ada satu candi utama dan empat candi perwara. Candi ini memiliki lima struktur bangunan yakni Candi Induk, Candi Perwara I, Candi Perwara II, Candi Perwara III dan Candi Perwara IV.
Hanya saja, tinggi bangunan utama candi yang masih nampak utuh.
Sedangkan 4 perwara yang mengeliling candi induk hanya tinggal batu persegi yang tertata saja.
Di papan informasi, juga tidak disebutkan kapan Candi Lawang dibangun. Namun diyakini candi sebagai peninggalan masa Mataram Kuno.
Bagi masyarakat sekitar, ada filosofi yang dipercaya bahwa candi ini sebagai pintu masuknya ke Kerajaan Majapahit.
Bahkan, melaui cerita tutur dari mulut ke mulut, pintu gerbang candi itu dijaga puluhan mahkluk gaib, hulu balang raja Keraton Majapahit.
Namun Kiptiyah (57) salah satu warga Cepogo mengungkapkan, Candi Lawang justru menjadi pintu menuju Laut Selatan.
“Ada kepercayaan Candi Lawang jadi pintu masuk ke kawasan Laut Selatan,” ujarnya.
Terpisah, Surojo, salah satu pegiat sejarah Boyolali mengungkakan bahwa Candi Lawang memiliki filosofi sebagai pintu gaib menuju tingkat atau tahapan selanjutnya.
Hal itu bisa mengingat di kawasan Merapi- Merbabu ada sejumlah candi pula.
“Lawang itu kan artinya pintu, jadi sebagai pintu menuju tingkat agama selanjutnya. Tingkatannya dari Petirtaan Cabeyan Kunti, Candi Lawang dan Komplek Candi Sari di Desa Gedangan, Cepogo.” Waskita