SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM – Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati menyampaikan curahan hatinya (curhat) soal penghargaan Kabupaten Layak Anak (KLA) Nindya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Bupati menilai kehadiran penghargaan nasional itu dinilai seolah masih ada yang kurang lantaran tidak dibarengi dengan reward dana insentif daerah (DID) seperti penghargaan Investment award.
Padahal, kondisi di daerah masih sangat membutuhkan anggaran untuk membenahi kekurangan berbagai aspek penunjang KLA.
Hal itu disampaikan Bupati kepada wartawan seusai memberikan keterangan terkait raihan penghargaan KLA Nindya, Kamis (28/7/2022).
Bupati mengatakan dalam evaluasi KLA, diakui memang masih ada beberapa kekurangan.
Meskipun di wilayah eks Karisidenan Surakarta, hanya kabupaten Sragen yang memperoleh Predikat KLA Nindya namun ia merasa masih banyak yang harus dibenahi.
”Sragen mendapatkan Nindya, sedangkan Solo memperoleh KLA Utama,” paparnya.
Bupati Yuni menyampaikan semua kebijakan yang pro anak dan pro perempuan terus ditingkatkan karena itu masuk dalam penilaian.
Diperlukan kolaborasi semua lini untuk bisa mendukung satu sama lain. Namun ia bersyukur ada peningkatan dari KLA Madya ke KLA Nindya.
Bupati berharap capaian ini berdampak pada pemberian Dana Insentif Daerah (DID) bagi kabupaten Sragen.
Namun sayangnya penerima KLA belum mendapatkan tambahan DID layaknya penghargaan Investment Award. Bupati mengaku sudah pernah diusulkan dari kementerian terkait ke Kementerian Keuangan tetapi belum sesuai yang diharapkan.
”Seperti mendapatkan Investment award, kita sempat juara 2 mendapat DID Rp 5 miliar,” ujarnya.
Bupati menyebut tambahan DID itu bisa sangat berguna bagi daerah. Di antaranya bisa untuk penambahan anggaran pemenuhan fasilitas untuk anak.
Seperti kelengkapan untuk Sekolah ramah anak, Puskesmas ramah anak dan sebagainya.
”Area bermain anak yang masih kurang. Ruang ekspresi remaja yang belum banyak. Dan sebagainya yang masih perlu dipenuhi. Anak-anak masih perlu Sanggar,” terangnya.
Yuni menilai nilai saat ini sangat jauh untuk mendapatkan predikat KLA Utama. Namun tetap mengupayakan agar bertahan di KLA Nindya seperti saat ini. Terlebih hal tersebut membutuhkan kolaborasi.
Lantas dengan banyaknya kasus yang melibatkan anak, menurutnya juga berpengaruh.
Beberapa kasus di Sragen dengan pengawalan dan pendampingan dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Perlindungan Perempuan dan Pemberdayaaan Anak (DPPKBPPA).
Namun saat ini belum punya psikolog khusus yang intens dalam pendampingan. Tentu yang punya latar belakang pendidikan yang kompeten dan yang tidak langkah penanganan berbeda.
”Mungkin untuk CPNS berikutnya kita akan mengajukan untuk formasi psikolog,” jelasnya. Wardoyo
- Pantau berita terbaru dari GOOGLE NEWS
- Kontak Informasi Joglosemarnews.com:
- Redaksi :redaksi@joglosemarnews.com
- Kontak : joglosemarnews.com@gmail.com